Jakarta – PT PGN Tbk bersama anak usahanya, PT Gagas Energi Indonesia, awal April melaksanakan uji coba penggunaan Compressed Natural Gas (CNG) sebagai bahan bakar gas (BBG) pada sepeda motor. Uji coba dilakukan pada tiga sepeda motor matic, dengan masing-masing menggunakan BBG sebesar 2,5 Liter setara Premium (LSP).
Hasilnya, BBG pada sepeda motor mampu menghemat biaya beli bahan bakar hingga dua kali lipat. Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, menjelaskan uji coba atau test drive ini dilakukan untuk mengetahui jarak maksimal yang dapat ditempuh oleh sepeda motor yang memakai 2,5 LSP BBG. Selain itu, dari tes jarak tempuh akan memperlihatkan angka efisiensi biaya yang dapat didapatkan oleh pengguna.
“Dari hasil uji coba, ketiga kendaraan tersebut rata-rata jarak tempuh yang dapat diraih sebesar 38,7 km per LSP,” ungkap Rachmat dalam keterangan resmi.
Jarak terjauh berhasil dicapai oleh salah satu motor vespa sejauh 104 km, dengan penggunaan 2,5 LSP. Ini artinya, per LSP dapat menempuh jarak sekitar 41,6 km. Sementara pada sepeda motor matic, sukses menempuh jarak 93,7 km atau sekitar 37,5 km per LSP. Sedangkan satu motor vespa lainnya menempuh jarak 91 km per 2,5 LSP atau 37 km per LSP.
Menurut Rachmat, harga BBG hanya sebesar Rp 4.500 per LSP dan harganya sama di mana pun tempat pengisiannya. Harga bahan bakar gas diatur dan ditentukan oleh Pemerintah dan konversi bahan bakar gas merupakan salah satu program Kementerian ESDM, sehingga kenaikan harganya tidak akan sesering dan se-fluktuatif harga BBM.
“Dari uji coba motor CNG ini menjadi pemacu bagi kami untuk merealisasikan piloting project pada 300 sepeda motor dalam waktu dekat,” imbuhnya.
Konversi motor CNG merupakan terobosan sekaligus dukungan PGN Group terhadap penyediaan energi yang ramah lingkungan dan hemat bagi masyarakat. Sepeda motor yang telah dikonversi dengan BBG akan memiliki sistem dual fuel yaitu kombinasi bahan bakar BBM dan BBG. Oleh karena itu, BBG akan menambah jumlah bahan bakar sehingga yang ditempuh dapat semakin jauh. Kombinasi bahan bakar ini juga membuat pengguna lebih fleksibel dalam memilih bahan bakar.
Sementara itu, Direktur Utama Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah menambahkan, saat ini, tersedia 20 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta, Bekasi, dan Depok. Cara pengisian juga mudah dan praktis, tanpa perlu melakukan bongkar pasang tangki. Pengisian BBG sendiri hanya membutuhkan waktu satu sampai dua menit.
Hardiansyah menjelaskan, untuk konversi BBG pada sepeda motor perlu dipasang Converter Kit, tabung CNG, switch untuk mengaktifkan dan menonaktifkan penggunaan BBG, serta perangkat lainnya. Pemasangan dilakukan oleh bengkel bersertifikasi seperti di Bengkel Auto Gas Indonesia BSD dan Bengkel Raja Rafa Samudra, Pondok Gede. (Hartatik)