Pertamina RNE-HyET solar kembangkan PV foil, 95% bahan baku lokal

Jakarta – Pertamina Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE) Subholding yang dioperasikan melalui PT Pertamina Power Indonesia sepakat melakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan HyET Solar BV Netherlands (HyET Solar) untuk mengembangkan manufaktur photovoltaic (PV) foil. Penandatanganan dilakukan secara virtual oleh Dannif Danusaputro selaku Chief Executive Officer Pertamina NRE dan Rombout Swanborn selaku Chief Executive Officer HyET Solar. Menariknya, 95% bahan baku PV foil berasal dari dalam negeri.

Acara penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Belanda yang dihadiri secara langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas. Dalam sambutannya, Mayerfas menilai MoU ini dilakukan pada momen yang tepat karena sejalan dengan Visi Indonesia 2045 dan Presidensi G20 untuk mencapai kedaulatan energi serta sustainable energy transition di Indonesia.

“Saya percaya kerjasama kedua pihak ini akan berkontribusi pada upaya nasional dan global dalam mewujudkan energi yang lebih hijau,” ungkap Mayerfas.

“Suatu kehormatan bagi kami bahwa kami dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi dalam transisi energi di Indonesia. Ini adalah produk PV yang inovatif, yang mana 95% bahan bakunya ada di Indonesia, sehingga dapat mengurangi penggunaan komponen impor,” ungkap Chief Executive Officer HyET Solar, Rombout Swanborn dalam rilis tertulis, Selasa (12/4).

Dalam kerja sama ini, HyET Solar mengusung teknologi PV foil bernama Solar Powerfoil yakni berupa film tipis yang dibuat dari lapisan sel surya berbahan silikon amorf dan mikro-kristal, dengan bentuk seperti foil setebal 0,5 mm yang dapat digulung. Kelebihan dari teknologi PV foil adalah efisiensi dari sisi pemasangannya karena bisa dipasang di berbagai macam permukaan.

Sebagai fase awal dari kerja sama ini, Hyet Solar akan menjalankan pilot project pengembangan Solar Powerfoil skala kecil. Apabila pilot project tersebut memenuhi parameter investasi, kedua pihak akan melanjutkan dengan studi kelayakan. Adapun Pertamina NRE tengah agresif menjalankan proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang saat ini fokusnya adalah internal Pertamina dengan potensi mencapai 500 MW, termasuk PLTS di SPBU-SPBU Pertamina yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.

Untuk melakukan percepatan transisi energi, Pertamina NRE berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis, baik kolaborasi teknis ataupun investasi. Pertamina NRE memegang peran strategi dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung pemerintah mencapai net zero emission tahun 2060. Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro mengatakan, Pertamina telah menyatakan komitmen penuh untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG) sehingga terwujud bisnis yang baik dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitar.

“Pertamina NRE adalah entitas yang terdepan dalam mengawal transisi energi Pertamina. Kita semua menuju net zero emission. Pertamina secara bertahap bertransformasi dari perusahaan mayoritas bisnisnya energi fosil menjadi perusahaan dengan emisi karbon rendah. Kerja sama strategis ini merupakan salah satu inisiatif Pertamina NRE untuk mengembangkan bisnis manufaktur PV. Pengembangan teknologi PV foil di Indonesia akan menjadi potensi yang baik untuk peningkatan TKDN (tingkat komponen dalam negeri),” tutur Dannif. (Hartatik)

Sumber foto banner: Pertamina

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles