Pertamina Power Indonesia fokus produksi green amonia

Jakarta – PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Subholding New and Renewable Energy PT Pertamina (Persero) fokus menggarap bisnis amonia. Tahap feasibility study untuk pengembangan usaha di tiga wilayah kerja (WK) panas bumi dilaksanakan sekaligus di wilayah Sulawesi.

Green ammonia dihasilkan dari bahan baku non-hidrokarbon dan juga menggunakan sumber energi dari non-hidrokarbon (energi hijau). Salah satu proses produksi green ammonia adalah mereaksikan hidrogen yang dihasilkan oleh elektrolisa air dengan nitrogen yang diambil dari udara.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia, Fadli Rahman mengatakan, salah satu anak usaha PPI yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE) tengah mengelola cadangan panas bumi yang lebih dari cukup untuk dikembangkam tidak hanya menjadi uap panas untuk listrik tapi juga green ammonia. Green ammonia sendiri diyakini jadi komoditas yang akan sangat berharga di masa depan.

“Rencana ada tiga, yaitu Lahendong, Tompaso dan Kotamobagu. Feasibility study (dilakukan) sampai tahun depan,” kata Fadli di sela acara Green Economic Forum.

Lebih lanjut, menurutnya, PPI menargetkan PGE sudah bisa memproduksi green ammonia sebelum 2030. Pasar green ammonia nanti juga menurut Fadli sangat potensial, dan Pertamina sudah memiliki tujuan ekspor yang jelas apabila komoditas ini belum mampu diserap untuk kebutuhan domestik.

Jepang akan menjadi tujuan utama ekspor green ammonia Pertamina. Diprediksi Jepang akan memerlukan sekitar 30 juta ton green ammonia per tahun. (Hartatik)

Foto banner: Wilayah Kerja Panas Bumi Lahendong di Sulawesi Utara yang dikelola Pertamina Geothermal Energy. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles