Kembangkan ekosistem hidrogen bersih, Pertamina NRE targetkan jadi pionir di Asia Tenggara

Jakarta – Pertamina melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) menargetkan untuk menjadi perusahaan pionir mengembangkan hidrogen bersih di Asia Tenggara sebelum 2027. Untuk mengembangkan ekosistem hidrogen bersih, Pertamina NRE telah berkolaborasi dengan sejumlah mitra strategis, baik dalam maupun luar negeri, seperti TEPCO, IGNIS, Sembcorp, Chevron, Pupuk Indonesia, dan Krakatau Steel.

Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro mengungkapkan, kolaborasi terbaru adalah nota kesepahaman dengan Transportasi Gas Indonesia (TGI) dalam pengembangan bisnis transportasi hidrogen bersih. Kerja sama dengan TEPCO untuk pengembangan hidrogen hijau di area panas bumi Lahendong yang disetujui NEDO, Lembaga riset dan pengembangan nasional Jepang, untuk mendapat hibah atas riset yang dilakukan dalam inisiatif ini.

Meski saat ini hidrogen belum mencapai nilai keekonomian sesuai yang diharapkan tapi hidrogen berpeluang menjadi game changer di sector energi baru terbarukan. Pasalnya, hydrogen bersih dinilai sebagai solusi penurunan emisi khususnya di sektor yang sulit dilakukan dekarbonisasi seperti industri dan transportasi berat.

“Meskipun pengembangannya belum pernah dilakukan, potensi hidrogen bersih di Indonesia sebagai bahan bakar cukup besar. Pertamina Group memiliki potensi besar dalam pengembangan hidrogen bersih,” ungkap Dannif dikutip dari diskusi panel EBTKE Conex 2023 yang disiarkan virtual.

Lebih lanjut, menurutnya, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah dan ukuran pasar yang besar mendorong potensi permintaan hidrogen yang tinggi pada masa depan, terutama di sektor industri berat serta transportasi berat.

Hidrogen didapatkan dengan cara melakukan elektrolisis air, yaitu pemisahan senyawa air menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan menggunakan energi listrik. Adapun hidrogen bersih merupakan hidrogen yang dihasilkan dengan menggunakan energi listrik dari pembangkit berbasis energi hijau ataupun dari energi fosil, namun dengan menangkap CO2 nya agar tidak lepas ke atmosfer.

Dalam peta jalan pengembangan hidrogennya, Pertamina NRE menargetkan untuk menjadi pionir di pasar Asia Tenggara sebelum tahun 2027. Pada tahun 2027 hingga 2030, Pertamina NRE menargetkan untuk mulai melakukan ekspor hidrogen bersih ke pasar internasional dan paralel menggarap pasar domestik.

“Dan mulai tahun 2031 Pertamina NRE berambisi untuk menjadi eksportir hidrogen bersih dan memimpin ekonomi hidrogen di Indonesia,” imbuh Dannif. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles