ESDM: PLTN masuk target NZE 2060, perlu alur birokrasi efisien

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian DEN menegaskan perlunya mempercepat alur birokrasi untuk mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

“Kita jangan lagi memilih alur birokrasi yang terlalu panjang. Mungkin nanti kita cukup punya tim ahli untuk mereviu teknologi, keandalan, dan keekonomian. Kemudian mekanisme persetujuannya mungkin ke depannya seperti energi-energi biasa. Ini yang perlu kita pikirkan, jangan terlalu melibatkan banyak aturan,” ujarnya, Kamis, 11 Juli, dalam Sidang Anggota Ketiga Dewan Energi Nasional (DEN) Tahun 2024, satu isu utama yang dibahas adalah progres pengembangan PLTN yang menjadi bagian dari target net zero emission (NZE) 2060.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya mempelajari negara lain yang telah berhasil memanfaatkan energi nuklir, seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Korea Selatan. “Kita melihat mekanisme bagaimana mereka menggunakan energi nuklir itu bisa cepat. Kalau teknologinya sudah proven, negara lain bisa menggunakan, kita adopsi saja,” imbuh Arifin.

Dalam sidang tersebut, Arifin juga membahas mengenai Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang telah mendapatkan persetujuan dari fraksi-fraksi Komisi VII DPR RI.

“Perlu kita bahas supaya PP KEN ini bisa jalan. Jangan kita menyusunnya dengan berbelit-belit. Tetapi harus memiliki dasar hukum yang kuat,” tegas Arifin.

Terkait antisipasi krisis dan darurat energi, Arifin menyoroti tingginya impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mencapai 32 persen dari konsumsi BBM sebesar 1,42 juta barel per hari. Untuk mengatasi hal ini, ia menekankan pentingnya mengurangi pemanfaatan BBM melalui program kendaraan listrik dan pemanfaatan sumber daya alam dalam negeri.

“Kita harus melihat bahwa pemanfaatan energi ini harus bisa menggunakan sebanyak mungkin sumber daya alam kita. Contohnya, di sektor transportasi, kita memiliki sumber daya mineral strategis yang bisa menghasilkan baterai nikel mangan kobalt,” jelasnya.

Selain itu, Arifin juga menekankan pentingnya membangun industri bioavtur untuk mencapai kemandirian energi. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, yang turut hadir dalam sidang tersebut, juga menekankan perlunya kesiapan industri dalam negeri untuk memproduksi bioavtur dalam jumlah besar.

Dengan berbagai langkah strategis ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target NZE 2060 dan meningkatkan kemandirian energi melalui efisiensi birokrasi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dalam negeri. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles