Jakarta – Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa tantangan utama Indonesia dalam mencapai ketahanan energi adalah ketergantungan pada bahan bakar fosil, penurunan produksi minyak, dan permintaan energi nasional yang terus meningkat.
Dalam upayanya mengatasi tantangan ini, Nicke menekankan pentingnya mendiversifikasi energi, memanfaatkan sumber daya energi lokal, dan memperluas akses ke sumber energi yang lebih bersih.
Dikatakannya bahwa Indonesia memegang peranan strategis dalam rantai pasokan global dalam transisi energi, dengan kekayaan sumber energi terbarukan dan bahan-bahan esensial seperti nikel, bauksit, tembaga, serta potensi untuk Energi Terbarukan Nasional (NRE), Solusi Berbasis Alam (NBS), dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Nicke merinci tiga peran utama Pertamina dalam menghadapi tantangan energi yakni meningkatkan ketahanan energi untuk memastikan ketahanan energi nasional, dengan meningkatkan kapasitas pasokan. Lalu mobilisasi sumber daya domestic, dengan fokus mengurangi defisit perdagangan minyak dan gas.
Dalam konteks ini, Pertamina telah mengambil langkah-langkah strategis, termasuk dekarbonisasi operasional, pendirian bisnis emisi karbon rendah, dan program penurunan karbon. Nicke menyampaikan dukungan kuat Pertamina terhadap NZE melibatkan transformasi dalam cara menjalankan bisnis dan mengelola operasi perusahaan untuk memprioritaskan keberlanjutan.
Namun, Nicke juga mengakui hambatan yang dihadapi Indonesia dalam mempercepat transisi energi. Faktor-faktor seperti akses ke pembiayaan yang kompetitif, kemajuan teknologi, pendanaan tahap awal, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia masih menjadi tantangan. Dalam menyikapi hal ini, Nicke menegaskan pentingnya dukungan yang tepat dan dorongan melalui kemitraan strategis.
“Saya percaya bahwa bisnis berkelanjutan dibangun melalui kekuatan kolaborasi dan kemitraan,” imbuhnya. (Hartatik)