Jakarta – Sektor kesehatan yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat, juga menjadi salah satu penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca (GRK) global, dengan kontribusi sekitar 5 persen, menurut Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay. Dikatakannya pula, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan semakin nyata, dengan meningkatnya berbagai penyakit kronis seperti gangguan pernapasan dan penyakit jantung.
“Perubahan iklim memperburuk kondisi kesehatan global, dan pada saat yang sama sektor kesehatan sendiri turut menyumbang terhadap perubahan iklim melalui emisi GRK,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Senin, 9 September.
Dalam rangka mengurangi dampak negatif sektor kesehatan terhadap lingkungan, AstraZeneca telah memulai berbagai inisiatif hijau, salah satunya adalah program AZ Forest, yang bertujuan untuk merehabilitasi hutan dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
“Hingga saat ini, kami telah menanam lebih dari 7,5 juta pohon di lahan seluas 19.000 hektar, yang melibatkan lebih dari 71.000 petani,” ujar Esra.
Ia juga menambahkan, AstraZeneca telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk menanam hingga 20 juta pohon di sepanjang Sungai Citarum.
Esra menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci dalam mengatasi tantangan iklim ini.
“Kami tidak bisa menyelesaikan masalah perubahan iklim sendirian. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mendorong solusi inovatif yang berdampak nyata,” tegasnya.
Kolaborasi penta-helix untuk keberlanjutan
Sementara itu, Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, menyatakan bahwa upaya Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat tidak dapat dicapai tanpa dukungan dari sektor kesehatan dan pihak swasta.
“Kolaborasi lintas sektor, atau yang sering disebut penta-helix, antara pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dapat tercapai secara menyeluruh,” ujar Nani.
Sinergi yang kuat di antara berbagai pihak, lanjutnya, akan menjadi fondasi utama dalam mencapai tujuan jangka panjang bagi kesejahteraan manusia dan bumi.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap dampak perubahan iklim, sektor kesehatan kini diharapkan untuk tidak hanya fokus pada penyembuhan penyakit, tetapi juga turut berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim. Langkah konkret dan inovasi berkelanjutan dari sektor ini diharapkan dapat mengurangi kontribusi mereka terhadap emisi GRK serta membantu membangun masa depan yang lebih sehat dan hijau.
“Saatnya untuk bertindak. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup Esra. (Hartatik)