Penjelas: Apa peran hidrogen dalam bauran energi masa depan?

Hidrogen semakin dikenal sebagai sumber energi terbarukan yang menjanjikan. Hidrogen mendapatkan daya tarik yang signifikan secara global, dibuktikan dengan meningkatnya investasi, dukungan kebijakan, dan kemajuan teknologi.

Menurut perusahaan riset pasar AS, MarketsandMarkets™, pasar hidrogen global bernilai sekitar USD 242,7 miliar pada tahun 2023 dan diproyeksikan mencapai USD 410,6 miliar pada tahun 2030, yang mencerminkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 7,8%.

Precedence Research yang berbasis di Kanada menghitung ukuran pasar hidrogen global sebesar USD 262,13 miliar pada tahun 2024, yang diproyeksikan mencapai sekitar USD 556,56 miliar pada tahun 2034. Pasar berkembang dengan CAGR sebesar 7,82% antara tahun 2024 dan 2034. Mereka mengatakan bahwa pasar hidrogen Asia Pasifik akan mencapai USD 94,37 miliar pada tahun 2024 dan diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 7,95% selama tahun perkiraan. Meningkatnya permintaan akan solusi energi bersih di berbagai sektor mendorong pertumbuhan ini.

Popularitas hidrogen disebabkan oleh beberapa atribut utama yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global. Ketika digunakan sebagai bahan bakar, hidrogen hanya menghasilkan uap air, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) secara langsung atau polutan lainnya. Karakteristik ini menjadikannya alternatif yang ramah lingkungan untuk bahan bakar fosil.

Menurut blog ‘State of the Planet’ dari Columbia Climate School, hidrogen mengandung hampir tiga kali lipat energi per satuan massa bahan bakar fosil tradisional. Kandungan energi yang tinggi ini berarti bahwa jumlah yang lebih kecil diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang sama, membuatnya efisien untuk berbagai aplikasi.

Hidrogen dapat digunakan di berbagai sektor, termasuk transportasi, proses industri, dan pembangkit listrik. Hidrogen juga berfungsi sebagai media yang efektif untuk menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari, untuk mengatasi masalah intermiten yang terkait dengan energi terbarukan. Hidrogen dapat disimpan dalam berbagai bentuk seperti gas terkompresi dan hidrogen cair.

Hidrogen juga dapat disimpan dalam bentuk padat melalui proses penyerapan atau adsorpsi, seperti hidrida logam, yang menawarkan potensi kepadatan energi yang lebih tinggi. Sebagai pembawa hidrogen organik cair (LOHC), senyawa organik dapat menyerap dan melepaskan hidrogen secara reversibel melalui reaksi kimia, sehingga memudahkan penyimpanan dan pengangkutan dalam kondisi ambient (suhu, kelembaban dan lainnya).

Meskipun hidrogen menawarkan keuntungan yang signifikan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti mengurangi biaya produksi, mengembangkan infrastruktur untuk penyimpanan dan distribusi, dan memastikan bahwa metode produksi ramah lingkungan. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting agar hidrogen dapat memenuhi potensinya sebagai landasan sistem energi terbarukan.

Laporan menunjukkan bahwa pemerintah dan industri di seluruh dunia berinvestasi besar-besaran dalam teknologi hidrogen, menyadari potensinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memfasilitasi transisi menuju ekonomi rendah karbon. Sebagai elemen yang paling melimpah di alam semesta, hidrogen dapat diproduksi dari berbagai sumber daya domestik, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor dan meningkatkan ketahanan energi.

Kode warna hidrogen

Meskipun gas ini tidak berwarna, namun dikategorikan dengan kode warna yang berbeda seperti hijau, biru, abu-abu, dan warna lainnya, berdasarkan metode produksinya. Dua jenis utama adalah hidrogen biru dan hidrogen hijau.

Hidrogen biru berasal dari gas alam melalui Steam Methane Reforming (SMR) atau Auto Thermal Reforming (ATR). Metode-metode ini menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida (CO₂) sebagai produk sampingan. Untuk mengurangi dampak lingkungan, teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) digunakan untuk menangkap dan menyimpan CO₂. Hidrogen biru masih bergantung pada bahan bakar fosil, dan proses penangkapan karbon tidak sepenuhnya efisien, sehingga masih ada emisi sisa.

Hidrogen hijau dihasilkan dengan cara mengelektrolisis air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan sumber energi terbarukan seperti angin atau tenaga surya. Metode ini tidak menghasilkan emisi CO₂. Hidrogen hijau dianggap sebagai bentuk hidrogen yang paling bersih; produksinya tidak menghasilkan gas rumah kaca, sehingga sangat berkelanjutan. (nsh)

Foto banner: Gambar ini dibuat dengan menggunakan model gambar DALL-E OpenAI melalui ChatGPT (2025). Prompt oleh pengguna, komposisi oleh AI

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles