Jakarta-Tantangan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran adalah memastikan bahwa industri hilirisasi nikel yang menjadi prioritas mereka dikelola secara berkelanjutan, Katadata Insight Center mengatakan pada hari Senin, 30 September. Indonesia, yang memiliki 42% cadangan nikel dunia, memiliki posisi yang baik untuk mendominasi pasar global.
Menurut Eddy Soeparno, Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran, ekspor nikel Indonesia menghasilkan Rp 106,59 triliun pada tahun 2023. “Hilirisasi nikel secara berkelanjutan jadi salah satu fokus utama mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Tantangannya, bagaimana memastikan pemerintah Indonesia ke depannya melaksanakan hilirisasi nikel secara berkelanjutan,” katanya.
Hilirisasi nikel, yang telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak pelarangan ekspor nikel mentah di Indonesia pada tahun 2020, diperkirakan akan terus berkembang. Pada tahun 2023, Indonesia memasok 55% pasar nikel global, angka yang diproyeksikan akan meningkat menjadi 64% pada akhir tahun 2024.
Pemerintah bertujuan untuk memanfaatkan pertumbuhan ini untuk mendukung transisi energi, terutama melalui produksi baterai kendaraan listrik (EV). Namun, Soeparno menekankan pentingnya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST), termasuk mengurangi ketergantungan industri pada pembangkit listrik tenaga batu bara.
Rekomendasi para ahli, termasuk dari Katadata Insight Center, menekankan perlunya praktik-praktik berkelanjutan seperti mengendalikan investasi smelter nikel, mengadopsi energi terbarukan, dan memastikan reklamasi lahan pascatambang. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, Indonesia berharap untuk tidak hanya memimpin pasar nikel global, tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan ekonomi hijau.
Ferry Latuhihin, Penasihat Kebijakan Iklim untuk tim Prabowo-Gibran, menambahkan bahwa hilirisasi nikel yang berkelanjutan sejalan dengan tujuan Indonesia yang lebih luas untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya sambil berkontribusi pada ekonomi hijau global dan memenuhi komitmen Perjanjian Paris. (nsh)