Jakarta – Nusantara Atlas, sebuah platform untuk memantau deforestasi, kini dapat diakses melalui telepon pintar. Versi desktopnya mendeskripsikan situs ini sebagai sebuah platform yang “melacak tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para produsen kelapa sawit, pulp-dan-kertas, pertambangan, dan kayu, yang merupakan pendorong utama deforestasi, untuk memastikan bahwa apa yang terjadi di lapangan berlangsung secara adil, transparan, dan demokratis.”
Versi mobile dari situs ini dapat diakses melalui browser web mobile standar. “Kami telah merombak antarmuka peta secara khusus untuk perangkat seluler, meningkatkan pengalaman pengguna. Ini berarti lebih banyak orang dapat mengaksesnya karena hampir semua orang memiliki telepon genggam saat ini,” ujar David Gaveau, ahli ekologi bentang alam dan pendiri TheTreeMap.com, yang pencetus Nusantara Atlas.
Platform ini memungkinkan pengguna untuk melacak deforestasi setiap tahun selama dua dekade, untuk menghitung jejak deforestasi perusahaan di masa lalu. “Anda dapat memvisualisasikan dan menganalisa tren temporal deforestasi dan kebakaran di mana saja di Indonesia, bagian Malaysia pulau Kalimantan, dan Brunei hingga ke tingkat kotamadya, memverifikasi komitmen tidak melakukan deforestasi dalam konsesi, di dekat pabrik kelapa sawit, atau memverifikasi kinerja kawasan lindung, hutan desa, atau proyek restorasi,” demikian pernyataan situs web Nusantara Atlas.
“Anda akan memiliki pandangan yang komprehensif mengenai bentang alam tepat di ujung jari Anda dan akan dapat melacak deforestasi dan kebakaran secara historis dan nyaris secara real time dengan cepat di Indonesia dan Malaysia,” ujar Gaveau dalam sebuah unggahan di media sosial.
Ia mengatakan bahwa Nusantara Atlas telah menambahkan 2198 pabrik kelapa sawit di seluruh dunia dan dipenuhi dengan cerita-cerita berkualitas tinggi dan bergeoreferensi. (nsh)