Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 5,4% pada 2022, dari sebelumnya 5,6%, dalam keterangannya, Selasa (22/3). IMF mengatakan bahwa ekonomi Indonesia “pulih dengan cepat” setelah “lonjakan varian Delta memperlambat pemulihan ekonomi pada pertengahan 2021, tetapi pertumbuhan meningkat pada kuartal keempat dan diperkirakan akan menguat selama 2022-23,” dan menambahkan bahwa ekonomi akan tumbuh lebih lanjut menjadi 6% pada tahun 2023.
Dewan direktur IMF menyambut “upaya pemerintah Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan mencatat positif langkah-langkah mitigasi perubahan iklim mereka baru-baru ini. Mereka mendorong pihak berwenang untuk melakukan reformasi lebih lanjut, termasuk subsidi energi, langkah-langkah penetapan harga karbon dan sistem perdagangan emisi, dan mendorong pasar keuangan hijau.”
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Dewan Eksekutif IMF mengakhiri konsultasi Pasal IV dengan Indonesia. Konsultasi, biasanya diadakan secara bilateral setiap tahun antara IMF dan negara-negara anggota, di mana mereka membahas perkembangan dan kebijakan ekonomi negara tersebut.
Juru bicara Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangannya, Rabu (23/3) mengatakan bahwa proyeksi positif IMF “sejalan dengan hasil asesmen Bank Indonesia yang memperkirakan momentum perbaikan ekonomi nasional akan berlanjut pada 2022.”
Ia mengatakan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sinergi kebijakan dengan otoritas terkait terus dilakukan, khususnya dalam rangka akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif, dan upaya mendorong peningkatan pembiayaan pada sektor-sektor prioritas. (nsh)