IMF didesak bantu negara-negara kaya karbon transisi ke net-zero

Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) harus mengevaluasi kembali langkah ‘konsolidasi fiskal hijau’ dan mengakui keterkaitan pendekatan tersebut dengan laju pembangunan lambat dan tingkat investasi yang rendah, kata Task Force on Climate, Development and the IMF, Selasa (5/ 4).

Satuan tugas ini adalah sebuah konsorsium ahli dari seluruh dunia yang memberi pendapat kepada IMF tentang pendekatan yang terfokus pada pembangunan untuk perubahan iklim, menawarkan empat rekomendasi tentang implikasi fiskal dari transisi ke nol bersih (net-zero).

“Transformasi struktural menuju ekonomi nol bersih membutuhkan investasi besar-besaran secara global, pada saat banyak negara sudah menghadapi tekanan fiskal,” kata gugus tugas dalam ringkasan kebijakan.

Satuan tugas mengatakan bahwa “pendapatan yang diperoleh dari penetapan harga ekonomi karbon, yang telah terbukti secara politis sulit untuk diberlakukan, mungkin tidak cukup untuk membiayai atau memberi insentif pada transisi rendah karbon.”

Ringkasan kebijakan merangkum tiga makalah teknis dari anggota satuan tugas tentang implikasi fiskal dari transisi ke nol bersih karena dampak signifikan pada posisi fiskal negara dan implikasi untuk keberlanjutan utang.

Makalah pertama menganalisis tentang bagaimana transisi India ke nol bersih akan berdampak pada pendapatan negara saat ini dari pajak dan bea terkait bahan bakar fosil. Sebuah studi dari Amerika Latin dan Karibia menyoroti tantangan fiskal dari enam produsen hidrokarbon utama di kawasan ini dan percobaan Pusat Kebijakan Pengembangan Global Universitas Boston dengan memasukkan dampak fiskal dari risiko fisik dan transisi ke dalam model IMF saat ini untuk Debt Sustainability Analysis (DSA) untuk dua negara, Kolombia dan Peru.

Rekomendasi kebijakan utama lainnya adalah agar IMF memperluas data spesifik negara tentang kebutuhan mobilisasi sumber daya, dampak ekonomi dari risiko investasi hijau; membantu negara-negara anggota meningkatkan investasi secara bertahap untuk ekonomi yang inklusif, tangguh, dan rendah karbon, khususnya di negara-negara padat karbon; dan menyesuaikan saran untuk mendukung reformasi yang meningkatkan pendapatan pajak dan memperbaiki struktur pajak, dengan mendukung instrumen pajak progresif.

Gugus tugas tersebut mengatakan, IMF “dengan mandatnya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan internasional, memiliki peran kunci dalam membantu negara-negara berinovasi untuk meningkatkan mobilisasi sumber daya domestik dan akses ke pembiayaan eksternal yang berkualitas.” (nsh)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles