Jakarta – Kebijakan domestic market obligation (DMO) batubara adalah langkah penting untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan (EBT) serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, khususnya di pembangkit listrik, menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira.
Dikatakannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Bahlil Lahadalia, perlu merevisi DMO batubara karena hal ini sangat penting untuk mengurangi risiko ketergantungan yang berlebihan pada batubara, sumber energi fosil utama di Indonesia.
“Bersama dengan Kementerian Keuangan, perlu dibahas revisi domestic market obligation batubara yang menimbulkan risiko ketergantungan bahan bakar fosil khususnya di pembangkit listrik,” kata Bhima, Selasa, 20 Agustus.
Bhima mengusulkan agar angka DMO batubara ditekan hingga 100 juta ton per tahun, turun hampir setengah dari realisasi pemenuhan pasar domestik pada tahun 2023 yang mencapai 177 juta ton.
“Realisasi DMO di 2023 tercatat melampaui prognosa Kementerian ESDM, yakni 120 persen dari targetnya 177 juta ton,” tambah Bhima.
Selain revisi DMO, Bhima juga mendorong Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mempercepat proses pensiun dini bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara, termasuk PLTU yang dioperasikan oleh industri di luar jaringan listrik (captive). Ia juga menekankan perlunya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
“Revisi Perpres Nomor 112 Tahun 2022 yang masih memperbolehkan pembangunan PLTU di kawasan industri baru juga perlu direvisi. Diperkirakan terdapat 21 gigawatt PLTU kawasan industri yang hendak dibangun dan ini menghambat upaya Indonesia mencapai target emisi karbon,” jelas Bhima.
Revisi kebijakan DMO batubara dan percepatan pensiun PLTU batubara diharapkan dapat mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target emisi karbon yang lebih rendah dan mempercepat transisi ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. (Hartatik)