Jakarta – Investasi yang memfasilitasi bisnis transisi hijau dan penerapan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang lebih luas diperkirakan akan menjadi pencipta lapangan kerja yang lebih kuat dalam lima tahun ke depan, demikian hasil survei terbaru dari World Economic Forum.
“Spesialis Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan Spesialis Pembelajaran Mesin (Machine Learning) menduduki peringkat teratas dalam daftar pekerjaan yang berkembang pesat, diikuti oleh Spesialis Keberlanjutan, Analis Intelijen Bisnis, dan Analis Keamanan Informasi. Insinyur Energi Terbarukan, dan Insinyur Instalasi dan Sistem Energi Surya adalah peran yang relatif berkembang pesat, seiring dengan pergeseran ekonomi ke arah energi terbarukan,” kata WEF.
Dampak investasi untuk mendorong transisi hijau dinilai sebagai tren makro yang paling berdampak keenam, diikuti oleh kekurangan pasokan dan ekspektasi konsumen terkait isu-isu sosial dan lingkungan, menurut survei yang dilakukan terhadap 803 perusahaan – yang secara kolektif mempekerjakan lebih dari 11,3 juta pekerja – di 27 klaster industri dan 45 negara di seluruh wilayah dunia.
Penerapan standar-standar ESG yang lebih luas di dalam organisasi mereka juga akan memberikan dampak yang signifikan, bersamaan dengan peningkatan adopsi teknologi baru dan terdepan serta perluasan akses digital sebagai tren yang paling mungkin mendorong transformasi di dalam organisasi mereka, WEF menambahkan.
WEF menambahkan bahwa pekerjaan analis, spesialis, dan manajer keberlanjutan merupakan salah satu pekerjaan yang paling cepat berkembang di Linked dari tahun 2018 hingga 2022, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 45%, 42%, dan 40%. (I Made Sentana)