Avtur dari minyak jelantah produksi KPI penuhi regulasi ICAO CORSIA, Uni Eropa

Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berhasil meraih sertifikat International Sustainability Carbon Certification (ISCC) untuk memenuhi standar ICAO CORSIA serta Uni Eropa dalam produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan dasar minyak jelantah (UCO).

“Pengakuan ini merupakan bukti bahwa teknologi dan inovasi kami di Kilang Cilacap telah memenuhi persyaratan internasional. Sertifikasi ini memungkinkan produk SAF kami diperdagangkan secara global,” ujar Hermansyah Y Nasroen, Corporate Secretary KPI, dalam pernyataannya, Kamis, 9 Januari.

Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) di Kilang Cilacap menjadi lokasi utama produksi SAF berbasis minyak jelantah. Unit ini sebelumnya sudah memproduksi biodiesel nabati sejak 2022, dikenal sebagai Pertamina Renewable Diesel (RD) atau HVO, yang juga mengantongi sertifikat ISCC. Dengan sertifikasi terbaru ini, Kilang Cilacap menjadi pelopor produksi SAF dari UCO di Indonesia dan kawasan regional.

“Kami telah memulai langkah besar melalui Project USAF (UCO to SAF) yang dimulai tahun 2024. Kilang Cilacap kini siap memproduksi SAF berbasis minyak jelantah pada kuartal pertama 2025,” jelas Hermansyah.

Hermansyah juga menyoroti bahwa penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku SAF dapat mengurangi emisi karbon lebih dari 90% dibandingkan avtur fosil. “Ini adalah langkah nyata kami untuk mendukung transisi energi bersih, sekaligus memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui program pengumpulan minyak jelantah,” tambahnya.

Teknologi lokal untuk produksi SAF

Untuk memastikan kesiapan produksi, Kilang Cilacap akan segera mengganti katalis khusus yang dirancang untuk mengolah minyak jelantah menjadi SAF. Hermansyah menegaskan bahwa katalis ini merupakan hasil kolaborasi antara teknologi R&D Pertamina dan para insinyur di PT Kilang Pertamina Internasional, diproduksi di fasilitas dalam negeri.

“Katalis ini menjadi simbol penguasaan teknologi canggih oleh putra-putri bangsa. Ini adalah bukti bahwa kemampuan teknologi lokal dapat bersaing di tingkat internasional,” ujar Hermansyah dengan bangga.

Tidak hanya menargetkan pasar global, KPI juga berupaya mendukung program keberlanjutan di tingkat komunitas. Pengumpulan minyak jelantah oleh masyarakat menjadi bagian penting dari rantai pasok bahan baku SAF.

“Dengan melibatkan masyarakat dalam pengumpulan bahan baku, kami tidak hanya menciptakan bahan bakar ramah lingkungan, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal,” kata Hermansyah.

Keberhasilan ini mempertegas posisi KPI sebagai pemain utama dalam industri energi terbarukan, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mendukung inisiatif global dalam menurunkan emisi karbon.

“Dengan inovasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi target keberlanjutan nasional dan global,” tutup Hermansyah.

Dengan sertifikasi ISCC yang diraih, SAF berbasis minyak jelantah produksi KPI siap mengisi pasar avtur internasional, sekaligus memperkuat langkah Indonesia menuju transisi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan. (Hartatik)

Foto banner: Ilustrasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV Cilacap yang akan menjadi menjadi lokasi utama produksi SAF berbasis minyak jelantah. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles