Jakarta – Pemerintah Indonesia terus menggencarkan upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) melalui rencana lelang besar-besaran, menurut pernyataan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis, 18 Januari. Dinyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai target produksi minyak yang lebih realistis di tengah tantangan global.
“Kami menargetkan hingga 2027 seluruh 60 wilayah kerja (blok migas) ini sudah selesai dilelang. Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan cadangan migas nasional,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dalam siaran pers saat pelantikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Sejalan dengan rencana ini, pemerintah juga melakukan penyesuaian target produksi minyak. Awalnya, Indonesia berambisi untuk mencapai 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2030. Namun, target tersebut dianggap terlalu optimis. Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah kini fokus pada capaian yang lebih realistis, yakni di kisaran 800-900 ribu bph pada tahun 2029.
“Dengan kondisi dan potensi yang ada, kita optimistis produksi minyak bisa mencapai minimal 800 ribu bph pada 2029. Ini angka yang lebih realistis, namun tetap membutuhkan upaya besar,” jelasnya.
Bahlil menekankan bahwa salah satu kunci pencapaian target tersebut adalah investasi besar di sektor hulu migas. Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang menarik bagi pelaku industri, termasuk melalui revisi regulasi dan percepatan perizinan.
“Lifting minyak itu jelas membutuhkan dana besar dan teknologi tinggi. Kita bor dulu, cadangan ketemu, baru kita bicara hasilnya. Oleh karena itu, pemerintah memberikan prioritas pada investasi untuk meningkatkan cadangan migas nasional,” katanya.
Lelang 60 blok migas ini menjadi peluang besar bagi investor domestik dan internasional. Wilayah kerja yang akan dilelang mencakup area dengan potensi cadangan minyak dan gas yang signifikan, baik di wilayah onshore (darat) maupun offshore (laut).
“Proses tender ini juga akan meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan migas nasional. Kita berharap dapat menarik investor berkualitas yang memiliki teknologi dan kapasitas untuk mengelola sumber daya ini secara optimal,” ujar Bahlil.
Di tengah ambisi peningkatan produksi, pemerintah juga menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan lingkungan. Upaya eksplorasi dan produksi akan dilakukan dengan mematuhi standar internasional yang ketat dalam pengelolaan dampak lingkungan.
“Lelang ini bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga memastikan bahwa pengelolaannya dilakukan secara bertanggung jawab, baik untuk masyarakat maupun lingkungan,” tutup Bahlil. (Hartatik)