PT PP sukses integrasikan PLTB Tolo ke jaringan PLN, tanpa gangguan

Jakarta – PT PP (Persero) Tbk berhasil mengintegrasikan proyek energi terbarukan ke jaringan listrik nasional tanpa tantangan teknis, terutama soal potensi gangguan pasokan. BUMN Karya tersebut menyatakan, Jumat, 11 April, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo berkapasitas 72 MW, kini telah resmi tersambung ke jaringan 150 kV PLN tanpa melakukan shutdown sistem.

Langkah ini menjadi pencapaian penting dalam pengembangan sistem kelistrikan yang efisien, stabil, dan berkelanjutan, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

“Kami berhasil melakukan penyambungan langsung ke sistem transmisi PLN tanpa perlu mematikan aliran listrik. Ini sebuah pencapaian teknis yang tidak mudah, dan menunjukkan komitmen kami terhadap efisiensi dan kontinuitas pasokan energi,” kata Joko Raharjo, Corporate Secretary PT PP.

Teknologi tanpa shutdown

Penyambungan sistem PLTB Tolo ke jaringan PLN dilakukan dengan memanfaatkan teknologi live-line transmission connection, yang memungkinkan pekerjaan penyambungan dilakukan tanpa harus memadamkan aliran listrik. Inovasi ini sangat krusial untuk menjaga keandalan sistem di wilayah-wilayah yang sangat bergantung pada kontinuitas pasokan listrik.

Tak hanya itu, proyek ini juga menerapkan casting template dalam pemasangan kabel bawah tanah (underground cable), yang membantu memastikan kabel diletakkan dengan presisi tinggi sesuai orientasi Wind Turbine Generator (WTG).

“Pendekatan teknis ini tak hanya mempercepat proses instalasi, tapi juga mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan akurasi. Kami memanfaatkan setiap detil teknologi untuk memperkuat hasil kerja dan meminimalkan gangguan,” jelas Joko.

PLTB Tolo terdiri dari 20 unit turbin angin raksasa setinggi 133 meter, dengan baling-baling sepanjang 63 meter, yang memanfaatkan kecepatan angin 6–8 m/s. Turbin-turbin ini kini secara aktif menghasilkan listrik ramah lingkungan bagi wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat.

Dengan total investasi senilai Rp375 miliar, proyek ini menjadi bagian dari upaya nasional mendorong bauran energi baru dan terbarukan, sekaligus memperkuat ketahanan energi Indonesia. “Angin yang dulunya hanya berlalu, sekarang bisa menghasilkan listrik dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ucap Joko.

PLTB Tolo menjadi bukti bahwa energi hijau bisa dikembangkan tanpa mengorbankan stabilitas sistem listrik nasional. Proyek ini menjadi inspirasi bagi pengembangan infrastruktur kelistrikan ke depan—lebih modern, efisien, dan tetap ramah lingkungan.

“Kami ingin membuktikan bahwa pembangunan energi terbarukan bukan sekadar wacana, tapi sebuah aksi nyata yang bisa dilakukan dengan teknologi yang tepat dan dedikasi tinggi,” tutup Joko. (Hartatik)

Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles