Jakarta – Produksi gas tambahan dari Blok Offshore North West Java (ONWJ) diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2026, dengan dua proyek utama, yaitu proyek lapangan OO OX dan proyek OP-LES yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian. Kedua proyek ini diproyeksikan akan memberikan tambahan produksi gas sebesar 38 juta kaki kubik per hari (mmscfd), yang akan memperkuat pasokan energi nasional, terutama di wilayah Jawa bagian barat.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menyatakan bahwa Blok ONWJ merupakan salah satu blok migas yang paling aktif di Indonesia. Berbagai program kerja sedang dilaksanakan, termasuk penggantian pipa-pipa tua dan pengembangan lapangan baru yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gas.
“Proyek OP-LES yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2025 diharapkan dapat meningkatkan produksi gas sebesar 15 mmscfd. Kami sedang melakukan reaktivasi tiga sumur dan menambah dua sumur baru, yang semuanya akan menggunakan platform lama yang telah diperbaiki,” ungkap Muzwir dalam keterangan resmi, Senin, 19 Agustus.
Lebih lanjut, Muzwir menjelaskan bahwa proyek OO OX yang dijadwalkan rampung pada awal 2026 akan menambah produksi minyak sebesar 3.000 barel per hari dan gas sebesar 22 MMscfd. Tambahan produksi gas ini akan menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan pasokan gas di wilayah Jawa bagian barat, yang selama ini menjadi tantangan besar bagi industri di daerah tersebut.
“Mudah-mudahan gas dari lapangan LES dan OO OX bisa digunakan oleh industri, pabrik pupuk, dan PLN di Jawa bagian barat. Tambahan gas sebesar 37 mmscfd ini akan sangat signifikan bagi sektor-sektor tersebut,” tambah Muzwir.
Hingga akhir tahun 2024, produksi minyak di Blok ONWJ diproyeksikan mencapai 26 ribu barel per hari (BPH), dengan produksi saat ini berada di kisaran 25 ribu BPH. Muzwir optimistis target akhir tahun dapat tercapai, terutama dengan berbagai program kerja yang sedang berjalan, termasuk penggantian pipa-pipa yang bertujuan untuk memastikan stabilitas operasi.
“Akhir tahun nanti, kami targetkan produksi mencapai 26 ribu BPH. Penggantian pipa-pipa sedang dilakukan untuk memastikan operasi berjalan stabil,” jelas Muzwir.
Blok ONWJ dikenal sebagai salah satu kontributor utama dalam produksi minyak di Indonesia, termasuk di antara 10 besar produsen minyak nasional. Pada kesempatan yang sama, dilakukan perpisahan dengan FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna, fasilitas penyimpanan minyak legendaris milik Pertamina yang telah beroperasi selama 52 tahun. FSO ini telah menampung dan memproses 1,28 miliar barel minyak, dengan 4.350 kali proses lifting selama masa operasinya. (Hartatik)