PLN: PLTS rumahan jadi kompetitor baru

Jakarta – Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) rumahan kini menjadi alternatif yang menarik dan ekonomis bagi masyarakat, di tengah meningkatnya permintaan untuk energi bersih di Indonesia. Demikian dikatakan PT PLN (Persero) yang saat ini menaruh perhatian terhadap perkembangan tersebut.

Dalam diskusi panel bertajuk “Synergizing Law, Investment and Risk Management in Energy Transition Era” yang diadakan oleh Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) pada Senin, 14 Oktober, Komisaris PT PLN (Persero) Mohamad Ikhsan membahas dampak besar dari transisi energi yang sedang berlangsung.

Menurut Ikhsan, tren global menuju energi terbarukan tak hanya merubah lanskap energi di Indonesia tetapi juga memaksa perusahaan-perusahaan listrik untuk menyesuaikan strategi mereka.

“Perubahan iklim memaksa kita untuk mengubah arah. Selama bertahun-tahun, PLN tetap mengandalkan turbin listrik yang sama sejak abad ke-19, namun tiba-tiba ada dorongan global untuk transisi energi yang mengubah semuanya,” ujar Ikhsan.

Mandiri produksi listrik

Semakin populernya PLTS rumahan, menjadi tantangan PLN yang selama ini menjadi penyedia utama listrik. “Orang sekarang bisa memproduksi listrik sendiri di rumah. Ini mengubah hubungan PLN dengan pelanggan, karena mereka sekarang bisa menjadi kompetitor,” jelas Ikhsan.

Ia menambahkan bahwa penurunan harga teknologi baterai dan panel surya juga berpotensi membuat listrik rumahan lebih murah daripada listrik yang disediakan oleh PLN.

Ikhsan menekankan pentingnya PLN untuk segera merespons fenomena ini sebagai bagian dari manajemen risiko, dan menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam menghadapi perubahan. Dikatakannya, PLN perlu mendorong adanya regulasi yang mendukung perkembangan energi bersih. Dengan kerangka hukum yang solid, risiko dapat dikelola dengan lebih efektif, sekaligus membuka jalan bagi optimalisasi biaya yang lebih efisien.

Penggunaan PLTS rumahan tidak hanya memberikan alternatif bagi masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional, tetapi juga mengurangi emisi karbon. “Kalau harga panel surya dan baterai turun, rumah tangga dapat menghemat lebih banyak dan ini akan mendorong adopsi energi bersih secara luas,” kata Ikhsan.

Ikhsan menegaskan bahwa PLN harus memanfaatkan peluang ini dan siap beradaptasi untuk menjawab tantangan transisi energi. “Inovasi, regulasi yang kokoh, dan kesadaran akan perubahan iklim adalah kunci kita untuk menjaga ketahanan energi Indonesia,” tutupnya. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles