Jakarta – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memanfaatkan gas bumi sebagai sumber energi bersih untuk memperkuat ketahanan energi di Papua Utara. Langkah ini diwujudkan melalui kerja sama strategis dengan Papua Bersama Konsorsium melalui penandatanganan Joint Development Agreement (JDA), menurut PLN dalam pernyataannya Kamis, 5 Desember.
Papua Bersama Konsorsium, yang terdiri dari PT Pertamina Internasional Shipping, PT PGN LNG Indonesia, PT Enviromate Technology International, dan PT APCA Tirta Engineering, berperan dalam perencanaan teknis, perizinan, hingga manajemen proyek.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menegaskan bahwa proyek gasifikasi Papua Utara ini adalah bagian penting dari upaya transisi energi nasional sekaligus memastikan keamanan pasokan energi di kawasan timur Indonesia.
Proyek ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan energi di Papua Utara selama dua dekade ke depan. Dengan rata-rata kebutuhan pasokan gas sebesar 20,83 BBTUD, PLN EPI dan mitranya akan membangun infrastruktur utama seperti Floating Storage Regasification Units (FSRU) di Jayapura dan Biak, serta fasilitas penyimpanan darat di Manokwari dan Nabire.
“Tujuh pembangkit listrik utama di Papua Utara akan dioperasikan menggunakan gas bumi, menggantikan bahan bakar minyak yang lebih mahal dan kurang ramah lingkungan. Total kapasitasnya mencapai 168 MW,” kata Iwan.
PLTMG Manokwari 2 (20 MW), MPP Nabire (23 MW), PLTMG Nabire 2 (10 MW), MPP Jayapura (50 MW), PLTMG Jayapura Peaker (40 MW), PLTMG Biak (15 MW), dan PLTMG Biak 2 (10 MW) adalah pembangkit yang akan menerima manfaat dari proyek ini.
PLN EPI melihat gas sebagai solusi ideal untuk transisi energi nasional menuju target Net Zero Emission pada tahun 2060. “Gas adalah sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan. Melalui proyek ini, kami ingin menunjukkan bahwa transisi energi dapat dilakukan tanpa mengorbankan kebutuhan masyarakat akan listrik yang terjangkau,” ujar Iwan.
Proyek ini juga diharapkan menciptakan dampak positif bagi pembangunan di Papua Utara, termasuk membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pasokan listrik yang andal. Namun, Iwan mengakui bahwa proyek ini bukan tanpa tantangan, terutama dalam pembangunan infrastruktur di wilayah yang secara geografis sulit dijangkau. (Hartatik)