PLN bukukan pendapatan Rp 26,6 Miliar dari 749.151 MWh Sertifikat Energi Terbarukan

Jakarta – PT PLN (Persero) membukukan pendapatan sebesar Rp 26,6 miliar dari penjualan sertifikat energi terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) 749.151 megawatt hour (MWh) selama Januari sampai Maret 2023. Wakil Kepada Divisi Komunikasi Korporat PLN, Gregorius Adi Trianto mengatakan, PLN telah menyalurkan sertifikat EBT kepada 311 pelanggan.

Adapun REC menjadi bukti suatu perusahaan atau individu telah menggunakan listrik yang berasal dari pembangkit energi terbarukan. “Ada sepuluh perusahaan dengan kontribusi terbesar dalam pembelian REC,” ungkap Gregorius.

Kesepuluh perusahaan itu antara lain Nike Indonesia sebagai pabrikan sepatu hingga PT Cheil Jedang Indonesia dan PT Asahimas Chemical yang keduanya bergerak di industri kimia. Selain itu ada perusahaan otomotif Astra Otoparts Group, industri rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna dan PT Amerta Indah Otsuka yang bergerak di industri makanan dan minuman. Lalu PT Air Liquide Indonesia di industri gas, PT Tjiwi Kimia di industri kertas, PT Agincourt Resources di industri tambang dan PT South Pacific Viscose di industri tekstil.

“Kami bekerja sama dengan TIGRs APX sebagai badan internasional yang melakukan verifikasi oleh sistem pelacakan internasional di California, Amerika Serikat, dalam menerbitkan REC,” terangnya.

Adapun pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTP Ulubelu 110 MW serta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru 130 MW. Tidak hanya dari pembangkit EBT milik PLN, sumber pasokan listrik untuk layanan REC juga dapat berasal dari pembangkit listrik EBT milik pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) yang menjual listriknya ke PLN. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles