PLN, BI manfaatkan limbah uang kertas untuk cofiring PLTU

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama Bank Indonesia (BI) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai bahan bakar campuran dalam program cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyebut kolaborasi ini sebagai bentuk sinergi nyata antara sektor energi dan keuangan.

Kerja sama dengan memanfaatkan limbah uang kertas menjadi solusi inovatif dalam transisi energi, dan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sekaligus mempercepat capaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

“Program ini adalah langkah konkret dalam mendukung transisi energi berkelanjutan. Limbah uang kertas tidak hanya menyelesaikan masalah sampah tetapi juga menjadi solusi energi ramah lingkungan,” ujar Edwin dalam siaran pers, Rabu, 11 Desember.

PLN Indonesia Power telah menerapkan teknologi cofiring LRUK di beberapa PLTU, termasuk di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Sebagai contoh, di PLTU Jateng 2 Adipala, uji coba telah dilakukan pada November 2023 dan menunjukkan hasil positif. Begitu juga di PLTU Bengkayang, LRUK menggantikan hingga 4 persen bahan bakar batu bara, sementara di PLTU Asam-Asam, penggunaannya mencapai 5 persen pada tahap awal uji coba Desember 2024.

“Kami telah membuktikan efektivitas LRUK dalam cofiring. Langkah ini sejalan dengan visi PLN untuk tidak hanya menyediakan listrik yang andal, tetapi juga mendukung transisi energi rendah karbon,” tambah Edwin. Saat ini, sebanyak 20 unit PLTU telah menjalankan program cofiring biomassa, dan jumlah ini diproyeksikan terus bertambah.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim, menjelaskan bahwa pemanfaatan LRUK merupakan bagian dari komitmen BI terhadap prinsip go green.

“Sejak proses pembuatan hingga pemusnahan uang, kami memastikan segala proses mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan kandungan biomassa yang tinggi, LRUK memiliki potensi besar sebagai bahan bakar ramah lingkungan,” ujar Marlison.

Ia juga menekankan bahwa hasil uji komposisi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa LRUK bebas dari bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga aman digunakan. “Ini adalah inovasi yang mempertemukan dua kepentingan, pengelolaan limbah secara bertanggung jawab dan pengurangan emisi karbon melalui energi terbarukan,” tambahnya.

Kolaborasi ini menjadi salah satu langkah penting dalam mendorong inovasi energi hijau di Indonesia. “Kerja sama ini tidak hanya menguntungkan PLN dan BI, tetapi juga masyarakat luas karena membantu mengurangi ketergantungan pada batu bara dan menurunkan jejak karbon,” ujar Edwin.

Ke depannya, kerja sama antara BI dan PLN IP akan diperluas ke kantor-kantor perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Dengan demikian, pemanfaatan LRUK dapat diintegrasikan lebih luas ke PLTU-PLTU di berbagai daerah. “Melalui program ini, kita tidak hanya berkontribusi pada target NZE 2060 tetapi juga mendukung upaya global dalam memerangi perubahan iklim,” pungkas Marlison. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles