Perubahan iklim jadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia memaparkan data WHO terkait dampak perubahan iklim mempengaruhi kematian secara global, dalam webinar ‘Pemikiran Bulaksumur #11: Kesehatan Manusia dan Planet Bumi’, Selasa (14/6) (Foto: Hartatik)

Jakarta – Perubahan iklim akibat pemanasan global tidak hanya bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, tapi juga dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, menurut para peneliti kesehatan Selasa (14/6). Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia mengatakan perubahan iklim dapat berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Dia menjelaskan dampak langsung seperti cuaca ekstrem dan lain sebagainya. Sedangkan, dampak tidak langsung, seperti perubahan iklim memengaruhi vektor-vektor atau penyebab penyakit (misalnya nyamuk).

“Adanya perubahan iklim itu juga akan memengaruhi vektor-vektor atau penyebab-penyebab penyakit, mengakibatkan hidupnya akan lebih panjang atau mungkin dia berubah perilaku sehingga menimbulkan problem-problem penyakit yang mungkin juga belum pernah kita temukan sebelumnya,” jelas Ova dalam webinar ‘Pemikiran Bulaksumur #11: Kesehatan Manusia dan Planet Bumi’.

Dengan demikian, lanjutnya, bukan tidak mungkin ke depan akan muncul problem-problem (penyakit baru) seperti yang dihadapi dalam dua tahun terakhir, yakni Covid-19. Untuk itu, ia mengatakan, perlu peran universitas untuk memitigasi ancaman perubahan iklim pada kesehatan masyarakat. Universitas dapat berperan besar untuk mendiseminasikan perilaku-perilaku green atau yang berpikir terkait keberlanjutan planet bumi ini.

“Universitas juga diharapkan dapat lebih menghasilkan banyak penelitian untuk memitigasi bencana perubahan iklim. Selain itu, membantu untuk membuat perencanaan dan kebijakan publik yang diperlukan,” imbuhnya.

Sementara itu, Guru Besar FK-KMK UGM Laksono Trisnantoro mengungkapkan, mitigasi kesehatan masyarakat dari bahaya perubahan iklim sebaiknya dilakukan pada setiap tingkatan, mulai dari tingkatan individu, sosial, sampai struktural.

Dia menjelaskan mitigasi pada tingkatan individu dapat berupa memperbaiki perilaku masyarakat, seperti mendorong untuk memiliki pola hidup sehat. Kemudian, pada tingkatan sosial, mitigasi dapat berupa mengurangi kemiskinan di masyarakat. Sebab, kesehatan sangat berkaitan dengan faktor ekonomi.

“Selain itu juga diperlukan mitigasi pada tingkatan struktural, di mana seharusnya ada regulasi dan kebijakan yang diperlukan,” tukasnya. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles