Percepatan pensiun PLTU akan jadi sorotan ISEW 2022

Jakarta – Percepatan pensiun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) termasuk dampak yang ditimbulkan terutama pada sektor terdampak seperti industri batubara, akan menjadi pembahasan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2022, yang akan berlangsung antara 10 sampai 14 Oktober 2022 secara hybrid.

Pada media briefing, Kamis (6/9), penyelenggara mengatakan bahwa ISEW 2022 akan diadakan secara virtual dan menjadi host the Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) and Clean, Affordable, and Secure Energy for Southeast Asia (CASE) project.

IETD adalah inisiatif Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Indonesian Clean Energy Forum (ICEF). Anggota ICEF Widhyawan Prawiraatmadja menegaskan bahwa transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan. Selain itu, para pekerja terutama di sektor-sektor yang mengalami penyesuaian seperti di sektor batubara perlu dipersiapkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk beralih ke energi bersih.

“Perlu dipastikan dukungan insentif dari pemerintah,” ujar Widhyawan. Lebih jauh, ia juga mendorong kesadaran dan kontribusi masyarakat dalam efisiensi energi masih jauh tertinggal dibandingkan negara maju.

Pada ISEW 2022 juga akan dibahas secara rinci berbagai aspek pendukung, inklusivitas dan strategi mitigasi pada implikasi transisi energi yang perlu disiapkan Indonesia dalam proses transisi energi.

Sementara itu, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas, Rachmat Mardiana dalam sambutannya, mengatakan pelibatan dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia menjadi krusial dalam melancarkan proses transisi energi. Kesatuan aksi dan strategi dalam bertransisi energi menjadi pembahasan yang akan digali lebih jauh pada ISEW 2022.

“Kegiatan ISEW 2022 ini akan menyamakan pemahaman, memberikan pengertian, utamanya terkait upaya yang perlu dilakukan dalam mengejar target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat,” imbuhnya.

Menurutnya, internalisasi upaya transisi energi dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang menjadi lebih penting dilakukan.

Yusuf Suryanto, Koordinator Ketenagalistrikan, Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika, Bappenas menambahkan agar menjadi negara maju, Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas kawasan pusat pertumbuhan ekonominya.

“Titik kuncinya adalah pertumbuhan ekonomi harus tinggi lebih dari 6%, dan peran kawasan Indonesia di bagian timur perlu ditingkatnya menjadi 25% sehingga pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa akan mendominasi,” papar Yusuf.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif ICEF & IESR menyebutkan bahwa Indonesia mempunyai peluang untuk meningkatkan konsumsi dan pasokan energi dengan tetap menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca.

“Kuncinya ada pada kebijakan dan regulasi dan perencanaan yang tepat untuk mendorong teknologi rendah karbon untuk menggantikan pasokan energi yang 87%, menurut data pemerintah, berasal dari energi fosil,” jelas Fabby.

Feby menambahkan untuk mencapai NZE pada 2060, pembangkit energi baru terbarukan yang didorong sebesar 786,2 GW dengan 60,2 GW berasal dari tenaga baterai. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles