Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) meluncurkan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di IKN, sebuah langkah strategis untuk mengawal pembangunan ibu kota negara baru sejalan dengan pelestarian lingkungan hidup di Jakarta, Selasa, 26 Maret.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menegaskan bahwa pembangunan ibu kota di Kalimantan Timur tidak hanya menjadi simbol pembangunan nasional, tetapi juga merupakan bukti nyata dari komitmen Indonesia dalam menjaga keseimbangan alam.
“Pembangunan di IKN itu hanya sepertiga atau 25 persen dari total area IKN. Sisanya akan kami bangun kembali sebagai hutan tropis,” katanya.
Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di IKN merumuskan arah kebijakan, program, dan target untuk melindungi keanekaragaman hayati di wilayah tersebut selama lima tahun mendatang (2024–2029). Dokumen tersebut melibatkan langkah-langkah penting seperti pelestarian habitat, perlindungan spesies, restorasi ekosistem yang rusak, dan konservasi pohon.
Bambang menyatakan bahwa melalui program-program perlindungan ekosistem dan pemulihan ekosistem rusak, diharapkan pada tahun 2030 status keanekaragaman hayati di wilayah IKN dapat semakin meningkat. OIKN telah mengidentifikasi tujuh wilayah di IKN dan sekitarnya yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, termasuk Bentang Alam Gunung Beratus, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Teluk Balikpapan, Hutan Lindung Sungai Wain, Samboja Lestari, Muara Jawa, dan Gunung Parung.
Untuk mendukung kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di ibu kota negara baru, OIKN juga bertujuan untuk merestorasi 65 persen wilayah IKN sebagai kawasan lindung. Saat ini, hanya sekitar 16 persen dari total 252.000 hektar wilayah IKN yang tercakup oleh hutan hujan tropis. Oleh karena itu, OIKN telah mencatat perlunya upaya reforestasi seluas setidaknya 120.000 hektar hingga tahun 2045.
Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di IKN merupakan dokumen ketiga yang dirilis oleh Otorita IKN dalam upaya mendukung kampanye global tentang perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG).
Dua dokumen sebelumnya adalah Peta Jalan Menuju Kota Nol Emisi Karbon Nusantara yang diluncurkan di sela-sela COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab pada Oktober tahun sebelumnya, serta dokumen pendahuluan Tinjauan Lokal Sukarela (Voluntary Local Review/VLR) bagi IKN untuk SDG. (Hartatik)
Foto banner: Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono dalam acara peluncuran Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di IKN, Selasa, 26 Maret 2024 (sumber: tanahair.net)