Menteri ESDM Paparkan Capaian Energi Baru Terbarukan kepada Bank Dunia

Foto: Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya mulai masif digunakan sebagai sumber energi pompa air untuk irigasi areal pertanian di Jawa Tengah. Salah satunya irigasi surya, proyek percontohan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah di Desa Kaliwungu Lor, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo yang beroperasi mulai awal 2021. (Hartatik)

JAKARTA – Dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) pada akhir 2021 telah mencapai 11,7 persen, menurut rilis Kementerian ESDM (16/2).

Hal itu disampaikan kepada World Bank Managing Director for Operations, Axel van Trotsenburg dan Vice President for East Asia and the Pacific, Manuela Ferro dalam pertemuan dengan Bank Dunia yang membahas upaya transisi energi di Indonesia.

Transisi energi merupakan isu utama pada gelaran Presidensi G20 Indonesia. Arifin menunjukkan peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

“Pemerintah Indonesia telah memiliki peta jalan transisi energi dan berkomitmen mencapai target 23 persen energi baru dan terbarukan pada bauran energi 2025. Dari target ini, baru tercapai 11,7 persen pada akhir 2021,” ujar Arifin.

Lebih lanjut, dikatakannya bahwa saat ini pihaknya telah mengesahkan peraturan menteri terkait PLTS Atap untuk mencapai target tersebut. Selain itu, ada tambahan target PLTS Atap 3,6 GigaWatt (GW) yang terpasang pada 2025.

Adapun pada peta jalan transisi energi, mengatur tambahan pembangkit listrik setelah 2030 hanya dari pembangkit listrik EBT. Selanjutnya, mulai 2035, pembangkit listrik akan didominasi oleh energi terbarukan variabel dalam bentuk tenaga surya, angin dan arus laut pada tahun berikutnya.

“Sebagai negara tropis, banyak daerah di Indonesia memiliki radiasi matahari yang maksimal. Selain itu ada potensi besar dati energi angin, air dan arus laut,” imbuh Arifin.

Hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Kemudian tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai 2049. Selanjutnya, upaya lainnya untuk mencapai bauran energi dengan pembangunan 10,6 GW pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT, termasuk penggantian PLTD menjadi PLT EBT, dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter. Di akhir pertemuan, Arifin menambahkan akan tetap menjalin hubungan baik dengan Bank Dunia untuk mencapai target-target transisi energi yang telah direncanakan. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles