Jakarta – Bencana longsor terjadi di lokasi tambang ilegal di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada Kamis sore, yang mengakibatkan 12 orang pekerja tambang meninggal dunia, demikian pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam sebuah pernyataan terbaru hari Sabtu, 28 September. Longsor yang dipicu oleh hujan deras itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok melaporkan bahwa ketidakstabilan tanah yang diperparah oleh hujan deras menyebabkan bencana tersebut. Dari seluruh korban tewas, empat jenazah telah ditemukan dan dipindahkan dari lokasi bencana, sementara tim penyelamat terus mencari tujuh penambang yang masih hilang.
Operasi penyelamatan menghadapi tantangan yang cukup berat karena kondisi medan yang sulit dijangkau setelah terjadinya tanah longsor. Lokasi yang terpencil juga menghambat aksesibilitas kendaraan, sehingga mempersulit upaya penyelamatan. Tim tanggap darurat, termasuk TNI, Polri, Basarnas, dan masyarakat setempat, bekerja tanpa kenal lelah di lokasi kejadian.
Tiga orang penambang mengalami luka-luka berat dalam insiden tersebut dan saat ini sedang mendapatkan perawatan medis. BPBD terus mengawasi operasi pencarian dan penyelamatan dan telah menyarankan semua personil dan penduduk setempat untuk tetap berhati-hati karena adanya potensi risiko longsor susulan dan kondisi tanah yang tidak stabil.
Prakiraan cuaca memperkirakan petir dan hujan akan terus terjadi di Kecamatan Hiliran Gumanti hingga hari Sabtu, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan dan keberhasilan upaya penyelamatan yang sedang berlangsung. Pihak berwenang mengimbau masyarakat dan mereka yang terlibat dalam operasi penyelamatan untuk tetap waspada selama masa kritis ini, karena mereka harus menghadapi kondisi yang menantang untuk menemukan para penambang yang hilang. (nsh)
Foto banner: Tanah longsor di Kabupaten Solok (handout BNPB)
Edit, 28 Sep, 17.20 — BNPB menyatakan pada hari Sabtu, 28 September, pada pukul 12.00 WIB, “tercatat 12 orang meninggal dunia, dua orang masih dalam pencarian, dan 11 orang selamat. Sebelumnya, sempat dilaporkan ada 15 korban jiwa, namun setelah verifikasi ulang, jumlah tersebut dikoreksi. Kesalahan komunikasi terjadi akibat sulitnya jaringan di lokasi kejadian yang merupakan area blank spot, sehingga informasi awal yang diterima tidak sepenuhnya akurat.”