KLHK gandeng Pertamina uji coba modifikasi cuaca mikro

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mikro untuk menurunkan konsentrasi polusi dilakukan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) bersama PT Pertamina (Persero) di atas Gedung Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur No 1A, Jakarta, pada Minggu (27/8). (Sumber: Pertamina)

Jakarta – Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) menggandeng Pertamina untuk melakukan uji coba Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mikro. Uji coba dilakukan dengan memakai water spray-nozzle fire dan mist generator produksi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Selain itu, KLHK juga menguji coba teknologi lain, yakni water canon hingga gun sprayer.

Uji coba tersebut dilakukan di atas Gedung Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur No 1A, Jakarta, pada Minggu, 27 Agustus. VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa Pertamina mendukung kegiatan penyemprotan ini karena gedung Pertamina telah dilengkapi dengan fasilitas penyemprotan yang biasa digunakan sebagai aspek keselamatan kerja dalam pengamanan objek vital nasional.

Adapun KLHK mengklaim hasil uji coba penyemprotan air dari gedung tinggi cukup efektif untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Hasil uji coba yang telah dilakukan, menunjukkan secara signifikan telah terjadi penurunan tingkat polutan di sekitar area uji coba. Mist generator produksi BRIN dengan kapasitas air 500 liter dan tenaga listrik sebesar 2.000 watt, mampu menurunkan konsentrasi PM2.5 dari angka 112 menjadi 52.

TMC dengan menggunakan mist generator, salah satunya dilakukan pada Minggu, 27 Agustus, dilakukan secara bergerak di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) – Gerbang Pemuda – Asia Afrika – Sudirman Thamrin, Jakarta.

Menurut Siti ada sejenis mist generator yang dapat dipasang di teras gedung-gedung besar yang menghadap ke ruang publik. Air yang dialirkan secara terus menerus seperti tirai akan menghasilkan uap air dan berpengaruh dalam mengurangi polusi.

PLTU dan transportasi, sumber polusi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, sumber yang berkontribusi dalam penurunan kualitas udara di Jabodetabek, antara lain, kendaraan bermotor sebesar 44 persen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 34 persen, rumah tangga, pembakaran, dan lain-lain.

“Kami telah melakukan pengecekan sekitar 351 industri termasuk PLTU dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), dan berhasil mengidentifikasi 161 sumber pencemaran yang akan diperiksa di enam stasiun pemantauan kualitas udara,” ungkap Siti dalam keterangan resmi.

Dari pemeriksaan itu, lanjutnya, ditemukan industri yang selalu konsisten tidak sehat seperti di daerah Sumur Batu dan Bantar Gebang sekitar 120 unit usaha. Lalu di sekitar Lubang Buaya ada 10, di Tangerang ada 7, kemudian di Tangerang Selatan ada 15 entitas, dan di Bogor ada 10. Menurut Siti, sampai dengan tanggal 24 Agustus, sudah ada 11 entitas yang dikenai sanksi administratif. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles