JBIC suntik dana USD500juta untuk PLTP Muara Laboh Unit 2

Jakarta – Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebagai bagian dari inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC) mengucurkan dana sebesar USD 500 juta (sekitar Rp8,22 triliun, kurs Rp16.440) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 di Solok, Sumatera Barat.

Kesepakatan pendanaan ini, sebagai komitmen Jepang terhadap transisi energi bersih di Asia, dikukuhkan dalam acara penandatanganan Financial Close PLTP Muara Laboh antara Sumitomo Corporation, INPEX Corporation, dan Supreme Energy, yang berlangsung di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 5 Mei.

“Hari ini, proyek yang menjadi showcase dari kerja sama AZEC adalah PLTP Muara Laboh di Sumatera Barat. Proyek berkapasitas 88 megawatt ini mencapai nilai mendekati 500 juta USD,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers.

Pembangunan unit kedua PLTP ini merupakan kelanjutan dari komitmen Indonesia dan Jepang dalam memperkuat kerja sama energi rendah karbon. Proyek Muara Laboh dinilai strategis untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, yang hingga kini masih didominasi energi fosil.

Menurut Airlangga, JBIC sebagai mitra utama menyediakan pendanaan melalui kerangka AZEC, yang secara keseluruhan mengelola dana sekitar 35–40 miliar USD untuk mendukung proyek-proyek energi bersih di Asia.

“AZEC menjadi kanal penting untuk pembiayaan hijau. Indonesia sudah memperoleh komitmen sebesar 500 juta USD dalam proyek ini,” jelasnya.

Tak hanya PLTP Muara Laboh, dalam kerja sama dengan AZEC, Indonesia juga mendorong proyek-proyek hijau lainnya seperti pembangkit listrik dari sampah (waste-to-energy) Legok Nangka, pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), serta PLTP Sarulla dan proyek transmisi listrik Jawa–Sumatera.

“Kunjungan mantan Perdana Menteri Jepang baru-baru ini turut memperkuat sinyal bahwa kerja sama ini bukan hanya untuk sekarang, tapi juga untuk masa depan energi berkelanjutan Asia,” tambah Airlangga.

PLTP Muara Laboh merupakan bagian dari portofolio proyek panas bumi nasional yang digarap konsorsium antara Supreme Energy, Sumitomo Corporation, dan INPEX. Proyek ini telah berjalan sejak Unit 1 mulai beroperasi pada 2019 dan kini dilanjutkan dengan pengembangan Unit 2.

Dengan kapasitas tambahan 88 MW, PLTP Muara Laboh diperkirakan mampu menyediakan listrik bagi ratusan ribu rumah tangga dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Langkah ini sekaligus memperkuat target Indonesia mencapai net-zero emission pada 2060, dengan panas bumi menjadi salah satu pilar utama dalam strategi dekarbonisasi sektor energi. (Hartatik)

Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles