Jakarta – Operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd, anak usaha Inpex Corporation, telah resmi mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD). Dengan persetujuan ini, proyek Abadi Blok Masela dapat segera melanjutkan langkah-langkahnya, dengan fokus pada penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).
Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyampaikan, revisi ke-2 POD I ini sudah disetujui tanggal 28 November lalu. “Target onstream akhir 2029 mudah-mudahan masih bisa mengisi target long term kita,” ungkap Dwi dalam keterangan tertulis.
Salah satu poin utama dari revisi POD Masela ini. Lanjutnya, fokus pada adopsi teknologi CCS. Dwi menekankan bahwa investasi sekitar USD 19,8 miliar saat ini juga akan mencakup biaya untuk implementasi carbon capture.
Meskipun revisi ini akan menambah investasi, pemerintah berkomitmen untuk menjaga keekonomian proyek dan memastikan bahwa hal tersebut tidak akan berdampak pada harga gas yang dihasilkan.
“Dari sisi kita, kita harus melakukan evaluasi dengan penambahan investasi itu, bagaimana kita menjaga keekonomian projek itu sekaligus menjaga penerimaan negara, dan itu kita diskusi mengenai investasi apa yang bisa ditekan,” imbuhnya.
Lapangan Abadi di Blok Masela adalah sebuah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia, berlokasi sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura.
Proyek ini, yang mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO, dan onshore LNG plant, diharapkan dapat menghasilkan 9.5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu Lapangan Abadi Masela ini diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35,000 barel/hari. Pengembangan lapangan ini juga berpotensi dapat menciptakan lapangan kerja hingga 10.000 orang. (Hartatik)