
Jakarta – Indonesia memperingati tanggal 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional. Penganan yang telah dinikmati selama berabad-abad, terutama di Jawa. Di Indonesia, umumnya tempe dikenal berbahan dasar kedelai, meskipun tempe dapat dibuat dari jenis kacang-kacangan lainnya.
Intinya, tempe adalah makanan yang difermentasi dengan jamur Rhizopus Oligosporus. Proses fermentasi ini meningkatkan dan mempertahankan nilai gizi dari bahan dasar sekaligus menciptakan tekstur yang lebih lembut, sehingga rasanya lebih enak.
Selain kedelai, kacang-kacangan alternatif seperti kacang koro, kedelai hitam dan kacang merah juga dapat digunakan untuk membuat tempe. Selain kacang-kacangan, tempe juga dapat dibuat dari kacang tanah, almond, jenis kacang-kacangan dan biji-bijian lainnya.
Kapang yang ada di dalam tempe menghasilkan enzim seperti protease, lipase, dan amilase, yang membantu memecah protein, lemak, dan karbohidrat kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Aspek yang luar biasa dari tempe adalah bahwa tempe adalah satu-satunya sumber nabati vitamin B12, nutrisi yang biasanya dikaitkan dengan produk hewani, demikian dikutip dari blog Kementerian Kesehatan.
Pola makan nabati menawarkan banyak manfaat bagi individu dan planet ini. Dengan berfokus pada biji-bijian, buah-buahan, sayuran, polong-polongan, dan kacang-kacangan, pola makan nabati biasanya kaya akan nutrisi penting, vitamin, dan serat, serta lebih rendah lemak jenuh dan kolesterol.
Penerapan pola makan nabati merupakan langkah yang ampuh untuk mengurangi perubahan iklim. Dengan beralih ke pola makan nabati, setiap orang dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon mereka dan mempromosikan penggunaan lahan yang berkelanjutan. (nsh)
Foto banner photo: Tempe dapat dibuat dari berbagai jenis kacang dan biji-bijian.