Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) resmi menandatangani perjanjian jual-beli emas dengan durasi kontrak lima tahun. Perjanjian ini mencakup penjualan emas dengan kemurnian 99,99 persen dan diproyeksikan mencapai total nilai transaksi hingga Rp 200 triliun. Kesepakatan ini disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung dalam acara yang digelar di Jakarta pada Kamis, 7 November.
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa kesepakatan antara Freeport dan Antam merupakan langkah besar menuju kemandirian industri pertambangan nasional. “Kerja sama ini adalah bukti nyata bahwa kita mampu bersinergi untuk memajukan bangsa. Hilirisasi tidak hanya sekadar slogan, tetapi sudah menjadi komitmen nyata yang akan memberikan nilai tambah besar bagi Indonesia,” ujar Erick.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung turut menyoroti pentingnya perjanjian ini dalam mendukung program hilirisasi yang tengah gencar dilakukan pemerintah. Menurut Yuliot, fasilitas pemurnian logam mulia milik Freeport akan berperan krusial dalam memproses lumpur anoda yang merupakan hasil sampingan dari proses pemurnian tembaga.
“Fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) PTFI akan meningkatkan kapasitas produksi emas dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor logam mulia,” jelasnya.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, memaparkan bahwa fasilitas PMR Freeport yang baru ini memiliki kapasitas untuk memurnikan hingga 50 ton emas per tahun, selain 200 ton perak dan sejumlah platinum group metals lainnya. “Kita berharap produksi emas pertama dari PMR dapat dimulai pada pertengahan Desember 2024. Kami menargetkan produksi 0,5 ton emas di akhir tahun ini dan akan meningkat hingga 4,75 ton pada kuartal pertama 2025,” ungkap Tony.
Tony menekankan bahwa kesepakatan dengan ANTAM ini adalah bagian dari upaya Freeport untuk mendukung program hilirisasi pemerintah dan memperkuat rantai pasok domestik. “Penandatanganan perjanjian ini menunjukkan komitmen kami dalam mewujudkan hilirisasi dan memastikan bahwa produk emas kita memiliki nilai tambah sebelum dipasarkan,” tambahnya.
Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter, menyambut positif kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat portofolio bisnis logam mulia perusahaan. Nico menjelaskan bahwa ANTAM akan membeli 30 ton emas per tahun dari Freeport, yang akan diolah lebih lanjut di pabrik pemurnian milik ANTAM untuk diproduksi menjadi logam mulia berkualitas tinggi.
“Kolaborasi dengan Freeport merupakan wujud nyata upaya kami dalam mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Ini selaras dengan visi pemerintah untuk mendorong penggunaan produk lokal yang lebih luas,” tutur Nico.
Lebih lanjut, Nico menambahkan bahwa sinergi ini akan memungkinkan ANTAM untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi, terutama di sektor investasi emas. “Dengan adanya pasokan stabil dari Freeport, kami bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk emas berkualitas tinggi, sekaligus memperkuat posisi ANTAM sebagai pemimpin di pasar logam mulia,” ujar Nico.
Menteri BUMN Erick Thohir menekankan pentingnya langkah ini dalam menciptakan ekosistem industri yang terintegrasi. “Kita perlu membangun rantai pasok yang kuat dan terintegrasi dari hulu ke hilir. Inilah yang akan membawa Indonesia menuju kemandirian dan memperkuat daya saing kita di pasar global,” kata Erick. (Hartatik)
Foto banner dibuat dengan DALL·E dari OpenAI’s, via ChatGPT