Nusa Dua, Bali – Energi surya dan panas bumi menjadi fokus utama pengembangan energI baru terbarukan (EBT) dalam penyusunan peta jalan transisi energi, untuk mencapai target netral karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Bahkan pemerintah menggandeng dengan Badan Energi Internasional (IEA).
Dalam acara Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM) di Nusa Dua, Bali, Jumat (2/9), Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, kerja sama dengan IEA bertujuan memitigasi energi-energi hijau yang nantinya bisa dikembangkan ke depannya.
“Beberapa aksi mitigasi telah diidentifikasi untuk mencapai NZE 2060, antara lain pengembangan energi baru terbarukan masif, dengan fokus tenaga surya, dan panas bumi,” ujarnya.
Selanjutnya, pemerintah secara bertahap menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara, penggunaan teknologi rendah emisi seperti transmisi super grid dan juga penangkapan karbon (carbon capture) serta penerapan peralatan listrik dan konversi ke kendaraan listrik.
Kemudian implementasi dari peralatan efisiensi energi untuk sektor industri, transportasi dan gedung. Lalu penggunaan sumber energi seperti nuklir, hidro dan amonia.
“Pembangkit listrik tambahan setelah 2030 hanya akan dari energi baru terbarukan. Dan mulai tahun 2035 akan didominasi variabel EBT, pembangkit listrik tenaga nuklir akan masuk ke sistem pada awal 2040,” imbuhnya.
Sehubungan itu, pemerintah perlu penguatan kolaborasi di antara negara-negara, sebab transisi energi butuh dukungan huge financial dan numerous effort. Komitmen dan kolaborasi dari mitra internasional menurutnya juga dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan investasi.
“Dalam scaling up teknologi dan inovasi, kita punya tantangan yang sama, yakni membuat low carbon and clean energy technology lebih mudah diakses dan dijangkau. Teknologi, kerja sama, dan solusi dekarbonisasi sektor energi,” ungkap Arifin.
Menurutnya, riset, pengembangan dan penyebaran untuk teknologi generasi selanjutnya perlu menjadi prioritas. Selain itu, kolaborasi semua pemangku kepentingan juga perlu diperkuat untuk memastikan semua potensi termanfaatkan dan semua orang memiliki akses untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau. Untuk itu, ketersediaan, akses teknologi dan pembiayaan menurutnya harus terbuka lebar untuk semua negara. (Hartatik)
Foto banner: Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mencoba motor dinas Kementerian ESDM dari sebelumnya berbahan bakar minyak (BBM) dikonversi menjadi motor listrik di Denpasar, Bali, Selasa (30/8). (Hartatik)