Bersatu dalam sains: Memulai kembali aksi iklim

Jakarta – Sebuah laporan dari berbagai lembaga yang dikoordinasikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan bahwa dunia masih jauh dari mencapai target-target iklim yang sangat penting. Laporan United in Science menyoroti kesenjangan yang semakin melebar antara aspirasi dan kenyataan iklim, mengungkapkan potensi kenaikan suhu global sebesar 3°C pada abad ini di bawah kebijakan-kebijakan yang ada saat ini, demikian WMO mengatakan dalam sebuah pernyataan, Rabu, 18 September.

Laporan tersebut menyerukan tindakan yang mendesak dan ambisius, menekankan bahwa keputusan yang diambil hari ini akan menentukan apakah umat manusia akan mengalami terobosan atau kehancuran.

“Kita membutuhkan tindakan yang mendesak dan ambisius saat ini untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, aksi iklim dan pengurangan risiko bencana. Keputusan yang kita ambil hari ini dapat menjadi pembeda antara kehancuran di masa depan atau terobosan menuju dunia yang lebih baik,” ujar Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo.

“Kecerdasan Buatan dan pembelajaran mesin telah muncul sebagai teknologi yang berpotensi merevolusi prakiraan cuaca dan dapat membuatnya lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah diakses. Teknologi satelit mutakhir dan realitas virtual yang menjembatani dunia fisik dan digital membuka batas-batas baru, misalnya, dalam pengelolaan lahan dan air,” kata Celeste Saulo.

“Namun, ilmu pengetahuan dan teknologi saja tidak cukup untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Di dunia yang semakin kompleks ini, kita harus merangkul beragam pengetahuan, pengalaman, dan perspektif untuk bersama-sama menciptakan solusi,” ujarnya.

Laporan ini juga mengidentifikasi teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan dan pengamatan Bumi berbasis ruang angkasa, sebagai pengubah permainan dalam prakiraan cuaca dan adaptasi iklim. Namun, laporan ini menekankan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi saja tidak cukup. Pendekatan transdisipliner, yang menggabungkan ilmu pengetahuan alam dan sosial, serta berbagai perspektif, sangat penting untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan semakin dekatnya KTT Masa tentang Depan PBB, Summit of the Future, laporan ini menggarisbawahi perlunya kolaborasi internasional dan solusi inovatif untuk menjembatani kesenjangan antara upaya-upaya yang telah dilakukan saat ini dengan target iklim dalam Perjanjian Paris. Dengan semakin sempitnya kesempatan untuk bertindak, seruan untuk kerja sama global menjadi semakin mendesak. KTT Summit of the Future berlangsung dari tanggal 20 hingga 23 September. (nsh)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles