ARKO bukukan pertumbuhan pendapatan kuat di tahun 2024, dorong energi terbarukan

Jakarta – PT Arkora Hydro Tbk (IDX: ARKO) melaporkan kinerja keuangan dan operasional yang solid dalam Laporan Tahunan dan Keberlanjutan 2024, menyoroti keberadaannya yang terus berkembang di sektor energi terbarukan di Indonesia.

Perusahaan membukukan peningkatan pendapatan sebesar 33,63% dari tahun ke tahun, mencapai Rp238,91 miliar, terutama didorong oleh pendapatan konstruksi dari proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air Yaentu, Kukusan, dan Tomoni. Laba bersih tahun berjalan naik 6,69% menjadi Rp41,80 miliar, yang mencerminkan efisiensi operasional dan eksekusi strategis proyek-proyek pembangkit listrik baru.

Pencapaian penting di tahun 2024 adalah tanggal operasi komersial (COD) Proyek Yaentu pada tanggal 16 Oktober. Berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah, pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 10 MW ini merupakan aset operasional terbesar Arkora, dengan kontribusi sebesar 35,4% dari total produksi listrik perusahaan. Dengan beroperasinya Yaentu, Arkora kini mengoperasikan tiga pembangkit listrik tenaga air, mencapai 84,6% dari target produksi tahunannya meskipun masih menghadapi tantangan dari dampak El Nino.

Total aset meningkat menjadi Rp1,32 triliun pada tahun 2024, naik dari Rp1,16 triliun pada tahun 2023. Ekuitas perusahaan juga tumbuh menjadi Rp451,63 miliar, didukung oleh manajemen keuangan yang hati-hati dan ekspansi proyek yang sedang berlangsung. Arkora berhasil mengurangi jejak karbon operasionalnya sebesar 33.336 ton CO₂e dan meningkatkan pengeluaran CSR menjadi Rp415 juta.

Ke depannya, Arkora berfokus pada penyelesaian proyek Kukusan dan Tomoni serta memperluas jaringan energi terbarukan di luar 260 MW. Dengan dukungan pemerintah yang berkelanjutan untuk energi bersih dan lanskap peraturan yang menguntungkan, perusahaan tetap optimis untuk mempertahankan lintasan pertumbuhannya pada tahun 2025.

ARKO adalah perusahaan Indonesia yang berspesialisasi dalam pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air. Didirikan pada tahun 2010 dan berkantor pusat di Jakarta, perusahaan ini berfokus pada pembangunan pembangkit listrik tenaga air skala kecil hingga menengah, terutama di daerah-daerah terpencil dengan permintaan yang stabil namun pasokan listrik yang tidak mencukupi.

Saat ini, Arkora Hydro mengoperasikan tiga pembangkit listrik tenaga air: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cikopo, sebuah pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 7,4 MW yang terletak di Jawa Barat; PLTA Tomasa, sebuah fasilitas berkapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah; dan PLTA Yaentu, sebuah fasilitas berkapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah. Perusahaan sedang membangun PLTMH Kukusan 2, pembangkit listrik berkapasitas 5,4 MW di Lampung. (nsh)

Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2023)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles