Jakarta – World Resources Institute (WRI) menyatakan bahwa keputusan Pemerintahan Trump untuk menarik diri dari aksi multilateral dan aksi iklim di dalam dan luar negeri merupakan tindakan yang “salah secara moral” dan akan merusak kepentingan Amerika Serikat (AS).
“Mundurnya Amerika Serikat dari multilateralisme dan aksi iklim di dalam dan luar negeri sangat memprihatinkan. Tindakan-tindakan ini hanya akan memperburuk tantangan sehari-hari warga Amerika, mulai dari tingginya tagihan energi dan harga pangan hingga banjir dan kebakaran hutan yang mematikan,” ujar Ani Dasgupta, Presiden & CEO World Resources Institute, pada hari Kamis, 6 Februari.
“Tindakan pemerintahan Trump baru-baru ini membuat Amerika dan dunia menjadi kurang aman, kurang kuat, dan kurang sejahtera,” katanya.
“Kurang aman karena dampak iklim akan terus mendatangkan malapetaka bagi masyarakat Amerika, sementara penyebab konflik di luar negeri kemungkinan besar akan meningkat seiring dengan penarikan diri AS. Kurang kuat karena negara-negara kehilangan kepercayaan terhadap AS sebagai mitra yang dapat diandalkan dan masyarakat tidak dapat pulih dari bencana. Dan kurang sejahtera karena AS akan kehilangan lapangan kerja hijau dan meledaknya ekonomi energi bersih di seluruh dunia,” tambahnya.
Dalam beberapa hari terakhir, Pemerintahan Trump telah mengambil tindakan signifikan untuk memperlambat aksi iklim AS. Mereka telah membekukan sebagian besar bantuan luar negeri AS, termasuk pendanaan iklim internasional, menghapuskan USAID, dan menarik diri dari Perjanjian Paris. Di dalam negeri, pemerintah telah membekukan sebagian besar pengeluaran untuk iklim dan berusaha untuk merombak banyak lembaga dan inisiatif pemerintah.
“AS menyediakan lebih dari 10% pendanaan iklim dunia untuk negara-negara yang membutuhkan. Menghentikan pendanaan ini tidak hanya salah secara moral, tetapi juga merusak kepentingan AS. Masih terlalu dini untuk mengetahui apa dampak pemangkasan yang dilakukan AS terhadap pencapaian target pendanaan iklim sebesar 1,3 triliun dolar AS yang dibutuhkan negara-negara berkembang pada tahun 2035, namun kesenjangan yang ada kemungkinan besar akan semakin sulit untuk dipenuhi,” ujar Dasgupta.
“Di tahun yang kritis bagi keuangan ini dan dengan anggaran bantuan yang berada di bawah tekanan di mana-mana, semakin penting bagi kita untuk mencari cara untuk memaksimalkan pendanaan dari bank pembangunan multilateral, pajak internasional, dan menarik pendanaan dari pihak swasta,” ujarnya.
WRI mencatat bahwa tindakan pemerintah tersebut akan menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi masyarakat di seluruh dunia. Namun, WRI berharap bahwa seluruh dunia akan terus mengupayakan bantuan pembangunan yang dapat menyelamatkan nyawa dan mendorong stabilitas global.
“WRI semakin berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan para mitra di dalam dan di luar Amerika Serikat untuk membangun ekonomi rendah karbon yang lebih kuat dan tangguh yang baik bagi masyarakat dan planet ini,” tambah Dasgupta. (Roffie Kurniawan)