Transisi energi terhambat sepinya investasi EBT di awal 2024

Jakarta – Transisi energi terbarukan di Indonesia tampak terhambat pada awal tahun 2024, dengan realisasi investasi energi baru terbarukan (EBT) diproyeksikan masih sepi, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Data ESDM hingga November 2023 menunjukkan realisasi investasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) baru mencapai USD 1,17 miliar atau 64,49 persen dari target USD 1,8 miliar. Meskipun belum ada data resmi hingga kuartal I-2024, beberapa faktor menyebabkan realisasi investasi EBT masih rendah pada awal tahun ini, termasuk pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan absennya lelang pembangkit energi terbarukan oleh PLN.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyatakan bahwa angka resmi belum tersedia, dan pihaknya masih menunggu data lebih lanjut setelah perayaan Lebaran.

Sementara itu, Institute for Essential Services Reform (IESR) memperkirakan investasi energi terbarukan di tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan 2023. Namun, Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengungkapkan ketidakyakinan terhadap pencapaian target investasi EBT yang ditetapkan Kementerian ESDM sebesar USD 2,6 miliar.

“Perkembangan hingga kuartal I/2024 masih belum memperlihatkan adanya realisasi investasi pada proyek energi terbarukan yang besar dari PLN, begitu pun belum ada lelang pembangkit energi terbarukan yang terealisai tahun ini,” ungkap Fabby dalam keterangan tertulis.

Ketua Indonesia Center for Renewable Energy Studies (ICRES), Surya Darma, mengungkapkan bahwa investasi energi terbarukan mengalami tantangan kuat akibat kebijakan yang tidak selaras dan perlakuan usaha yang tidak setara dengan energi fosil. Menurutnya, “tantangan ini semakin diperparah oleh kebijakan yang tidak mendukung pengembangan energi terbarukan.”

Surya juga menyoroti adanya kekhawatiran terhadap penurunan target energi terbarukan yang ditetapkan pemerintah dari 23 persen menjadi 17 sampai 19 persen, yang menunjukkan kurangnya keseriusan dalam upaya mencapai target energi baru terbarukan.

Dengan kondisi ini, prospek investasi energi terbarukan pada tahun ini masih dipenuhi dengan ketidakpastian. Diperlukan kebijakan yang jelas dan mendukung serta regulasi yang menarik untuk mendorong pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles