Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menawarkan eksplorasi minyak dan gas kepada investor, saat membuka Pameran dan Konvensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-46, yang dilaksanakan secara hybrid di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (21/9).
Dikatakannya, meski produksi migas terus menurun tapi pemerintah tetap akan mendorong produksi migas untuk mencapai target sebesar 1 juta barrel of oil per day (BOPD) dan 12 standar kaki kubik gas per hari (BSCFD). “Potensi investasi hulu migas Indonesia masih sangat besar. Kami memiliki 70 cekungan potensial yang belum dijelajahi yang ditawarkan untuk investor,” ujar Arifin.
Adapun strategi yang dijalankan di antaranya optimasi produksi yang ada, transformasi sumber daya ke produksi, percepatan Chemical Enhanced Oil Recovery dan eksplorasi besar-besaran untuk penemuan besar serta minyak inkonvensional dan pengembangan gas.
Setelah tahun 1995, produksi minyak terus menurun begitu pula produksi gas pada 2005, karena tidak ditemukannya cadangan minyak yang besar, kurangnya eksplorasi dan investasi, keterbatasan pembiayaan, Covid-19 dan pergeseran investasi ke energi terbarukan.
Ekspansi ke timur Indonesia
Pemerintah juga akan mempercepat eksplorasi migas di lima wilayah kerja Indonesia Timur yakni Buton, Timor, Seram, Aru-Arafura dan West Papua Onshore. Selain itu masih ada empat proyek migas yang menjanjikan yaitu IDD Gendalo dan Gehem, Lapangan Jambaran Tiung Biru, Lapangan Abadi dan Tangguh Train-3, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi migas sebesar 65.000 BOPD dan 3.484 MMSCFD, dengan total investasi lebih dari Rp 37 miliar.
“Untuk lebih meningkatkan produksi migas, kami akan mengumumkan penawaran minyak Indonesia putaran kedua tahun 2022 yang terdiri dari 5 kandidat penawaran langsung, 1 kandidat penawaran langsung tersedia blok Paus, 1 kandidat tender reguler dan 1 penawaran langsung Kampar Barat,” imbuhnya.
Arifin menambahkan, pemerintah telah melakukan beberapa terobosan kebijakan untuk mendorong lebih banyak investasi di hulu migas melalui kontrak fleksibilitas (Cost Recovery PSC atau Gross Split PSC), peningkatan syarat dan ketentuan pada putaran penawaran, insentif fiskal/non-fiskal, pengajuan izin online dan penyesuaian regulasi untuk yang inkonvensional.
Selanjutnya, untuk menarik investasi, Undang-Undang Migas tahun 2021 akan direvisi sehingga memberikan perbaikan jangka fiskal, asumsi dan pelepasan, kemudahan berusaha, dan kepastian kontrak.
“Dalam konteks energi rendah karbon, peran gas alam sangat penting sebagai energi transisi sebelum dominasi bahan bakar fosil beralih ke energi terbarukan dalam jangka panjang. Untuk mencapai keseimbangan antara peningkatan produksi minyak, gas dan target emisi karbon, kita harus mempromosikan teknologi rendah emisi dan inovasi, misalnya melalui penerapan CCUS,” terangnya .
Ada 14 proyek Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) di Indonesia, namun semua kegiatan masih dalam tahap studi/persiapan, dan sebagian besar ditargetkan onstream sebelum 2030. Salah satu proyek menjanjikan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat adalah Tangguh Enhanced Gas Recovery (EGR) dan CCUS. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sekitar 25 juta ton CO2 hingga tahun 2035 serta meningkatkan produksi hingga 300 BSCF hingga 2035.
“Tangguh EGR/CCUS dapat menjadi role model pengembangan gas di Indonesia ke depan. Saat ini, pemerintah sedang menyusun peraturan menteri tentang CCS/CCUS,” tukasnya. (Hartatik)
Foto banner: Dari kiri-kanan: President IPA Irtiza Sayyed, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, Ketua ADPMET dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dan Dirjen Migas Tutuka Ariadji saat pembukaan Pameran dan Konvensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-46, yang dilaksanakan secara hybrid di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (21/9). (Dok: IPA)