Produksi gas bumi RI diprediksi turun, berpotensi ancam transisi energi

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan produksi gas Indonesia akan menurun dalam beberapa tahun mendatang walau cadangan gas bumi Indonesia lebih banyak dari pada cadangan minyak. Potensi penurunan supply gas menjadi tantangan baru dalam mengamankan sumber energi alternatif karena gas bumi dinilai esensial untuk menjembatani perjalanan transisi energi.

Koordinator Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Rizal Fajar Muttaqin, mengatakan dalam keterangan tertulis bahwa penurunan produksi gas bumi diprediksi menurun karena penurunan alami sumur-sumur gas eksisting.

Menurutnya, pemerintah terus melakukan pencarian terhadap lapangan-lapangan gas baru melalui proses eksplorasi, namun hal tersebut membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar. “Existing Supply yang berasal dari lapangan-lapangan yang saat ini berproduksi dapat memenuhi kebutuhan gas bumi yang telah terkontrak. Apabila Project Supply dan Potential Supply onstream sesuai perencanaan, maka diperkirakan masih terdapat potensi gas untuk memenuhi kebutuhan domestik,” tambah Rizal.

Konsumsi gas masih didominasi industri dalam negeri

Sejak tahun 2012, menurut Rizal, pemanfaatan gas domestik lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor, dengan demikian Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas untuk keperluan domestik dan secara bertahap mengurangi ekspor guna menjaga ketahanan dan kemandirian energi serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, dalam sepuluh tahun ke depan diproyeksikan konsumen gas terbesar datang dari sektor industri, dan diikuti oleh sektor ketenagalistrikan dan pupuk.

“Pemerintah mendorong seluruh badan usaha gas bumi seperti jaringan pipa transmisi dan distribusi, LNG receiving terminal serta moda non pipa lainnya sehingga dapat dimanfaatkan lintas sektor,” papar Rizal.

Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa konsumen gas terbesar dalam negeri saat ini adalah industri, mencapai 30,83%, diikuti oleh listrik sebesar 11,82%, dan pupuk sebesar 11,72%. Sementara itu, sebesar 22,18% gas diekspor dalam bentuk LNG dan sebanyak 8,45% diekspor melalui pipa. Total konsumsi gas pada akhir tahun 2023 mencapai 5.868 BBUTD.

Indonesia diperkirakan masih melakukan ekspor gas bumi, dalam beberapa tahun mendatang, terutama untuk memenuhi kontrak-kontrak yang telah disepakati sebelumnya. (Hartatik)

Foto banner: Di desa wisata berkelanjutan ini PT PGN Tbk membangun pipa gas sepanjang 3.900 meter untuk melayani 204 sambungan jaringan gas bumi rumah tangga dan homestay di kawasan wisata Borobudur. Desa Karangrejo, Borobudur, Kabupaten Magelang , Jawa Tengah, Kamis (24/3/2022).  (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles