Presidensi G20/B20 jadi momentum Indonesia mencari dukungan konversi PLTU

Jakarta – Presidensi G20/B20 menjadi momentum bagi pemerintah Indonesia dalam mencari dukungan dunia, dalam rangka mengakselerasi pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Salah satu strategi yang sedang dipersiapkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) adalah melakukan substitusi atau konversi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sudah berusia tua. Selain berdampak pada lingkungan, PLTU yang sudah tua juga sudah tidak maksimal dalam operasional sehingga cost production energi menjadi lebih mahal.

“Ini kesempatan emas buat Indonesia yang tengah menjadi Presidensi G20/B20 untuk mencari dukungan dunia atau dilupakan sama sekali,” ujar John Kerry seperti dikutip dalam rilis tertulis oleh Ketua Komite Tetap EBT Kamar Dagang dan Industri Indoensia (KADIN), Muhammad Yusrizki, yang ikut dalam pertemuan yang diselenggarakan di Harry S Truman Building, Washington DC, Senin (25/4).

Meski begitu, dalam pertemuan itu, Utusan Khusus Presiden AS Bidang Iklim, John Kerry mengingatkan Indonesia agar lebih hati-hati dan pasti dalam program konversi PLTU tersebut. Dalam kaitannya dengan kehati-hatian dan kepastian itu, John Kerry yang juga pernah menjadi Menteri Luar Negeri AS meminta Kadin berperan lebih besar dalam mendorong pemerintah Indonesia mempercepat transisi energi.

Merespon apa yang disampaikan John Kerry, Yusrizki yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, dunia usaha memiliki tanggung jawab yang sama dengan pemerintah dalam memastikan tercapainya net zero emission pada 2060.

Adapun negara-negara maju, sambung Yusrizki, tidak boleh hanya sekedar meminta atau mendorong negara-negara berkembang untuk melakukan transisi energi.

“(Negara-negara maju) juga harus berkontribusi nyata dalam upaya transisi energi itu. Baik dalam hal teknologi, pengetahuan, maupun pembiayaan,” imbuh Yusrizki.

Merespon apa yang disampaikan Yusrizki, John Kerry memastikan bahwa AS telah menyiapkan dana miliaran dolar AS untuk pembiayaan transisi energi. Dana tersebut disalurkan melalui lembaga pemerintah atau Development Finance Corporation (DFC).

Dalam pertemuan itu, delegasi dipimpin Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid. Hadir juga dalam pertemuan itu Ketua B20 Shinta Widjaja Kamdani. Pertemuan Arsjad Rasjid dengan John Kerry merupakan bagian dari roadshow B20 yang dilakukan Kadin ke Washington DC dan New York, Amerika Serikat, serta Ottawa, Kanada. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles