Presiden COP30: “Peta Jalan Baku ke Belém menuju 1,3T” mendesak untuk aksi iklim

Jakarta – Presiden COP30, André Aranha Corrêa do Lago, mengatakan dalam sebuah surat terbuka pada tanggal 10 Maret, bahwa “Peta Jalan Baku menuju Belém menuju 1,3T”, yang bertujuan untuk memobilisasi setidaknya 1,3 triliun dolar Amerika Serikat (AS) per tahun pada tahun 2035 untuk aksi iklim di negara-negara berkembang, “harus menjadi titik tolak untuk meningkatkan pendanaan menuju jalur rendah karbon dan ketahanan iklim di negara-negara berkembang”.

Peta jalan ini dibuat berdasarkan hasil COP28 di Dubai dan COP29 di Baku, yang memperkuat komitmen global terhadap pendanaan dan aksi iklim. Peta jalan ini bertujuan untuk menyelaraskan arus keuangan internasional, mengintegrasikan transisi digital dan iklim, serta mereformasi lembaga keuangan multilateral untuk mendukung jalur rendah karbon dan tahan iklim secara efektif.

Corrêa do Lago mengatakan bahwa COP30, yang akan diselenggarakan di Belém, Brasil, pada bulan November 2025, akan menjadi momen penting dalam upaya melawan perubahan iklim. Dengan tahun 2024 yang tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah dan Amazon berisiko mencapai titik kritis, ia menyerukan tindakan kolektif yang mendesak untuk memastikan bahwa pendanaan iklim dapat diakses, diprediksi, dan efektif.

“Saat ini, kita tidak hanya mendengar tentang risiko iklim, tetapi kita juga merasakan urgensi iklim. Perubahan iklim tidak lagi hanya ada di dalam ilmu pengetahuan dan hukum internasional. Perubahan iklim sudah berada di depan mata kita, menjangkau ekosistem, kota, dan kehidupan kita sehari-hari,” katanya.

Kepresidenan COP30 mendorong reformasi yang berani di bank pembangunan multilateral (MDB) dan lembaga keuangan internasional (IFI), untuk memastikan bahwa mereka berevolusi menjadi entitas yang lebih efektif yang secara struktural mendukung aksi iklim yang ambisius. Peta jalan ini juga akan membahas biaya modal yang tinggi, ruang fiskal yang terbatas, dan hambatan terhadap akses pendanaan iklim yang dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Pengumuman ini menandakan pergeseran yang menentukan dari negosiasi ke implementasi, dengan COP30 yang siap menjadi tonggak sejarah dalam pendanaan iklim, kerja sama global, dan transisi yang adil. Dunia akan menyaksikan Belém menjadi pusat aksi iklim global pada bulan November mendatang. (Hartatik/nsh)

Foto banner: Presiden COP30, André Aranha Corrêa do Lago (sumber: IISD/ENB)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles