PLTP Muara Laboh mulai beroperasi awal 2027, tambah kapasitas 140 MW

Jakarta – Upaya Indonesia untuk memperkuat bauran energi terbarukan mendapatkan dorongan signifikan melalui penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Solok Selatan, Sumatra Barat. Proyek ini, yang dikelola oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), dijadwalkan memulai operasi komersial (COD) Unit 2 pada awal 2027 dengan kapasitas 80 MW.

“Pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 dan Unit 3 adalah langkah strategis untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik Sumatra sekaligus mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060,” ujar Supramu Santosa, Founder & Chairman PT Supreme Energy, dalam keterangan pers, Kamis, 26 Desember.

PLTP Muara Laboh Unit 3, dengan kapasitas 60 MW, direncanakan mulai beroperasi pada 2033. Kedua unit baru ini menambah total kapasitas 140 MW dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan energi terbarukan di tanah air.

Investasi dan dukungan pemerintah

Proyek pengembangan Unit 2 dan Unit 3 ini membutuhkan investasi sekitar USD 900 juta. Supramu menggarisbawahi bahwa langkah besar ini terwujud berkat kerja sama yang erat dengan mitra internasional seperti Sumitomo Corporation dan INPEX Geothermal Ltd.

Penandatanganan Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) untuk Unit 2 dan Unit 3 dengan PLN telah dilakukan pada 23 Desember 2024. Hal ini menyusul persetujuan penyesuaian harga listrik dari Menteri ESDM dan surat persetujuan dari Menteri Keuangan.

PLTP Muara Laboh telah mengoperasikan Unit 1 sejak 2019, yang saat ini menghasilkan 85 MW listrik untuk jaringan Sumatra dan melayani sekitar 760.000 rumah tangga. Dengan penambahan Unit 2 dan Unit 3, total emisi karbon yang dapat dikurangi mencapai 900.000 ton CO2 per tahun.

“Proyek ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi besar bagi masyarakat sekitar, termasuk melalui pembayaran royalti, bonus produksi, dan penciptaan lapangan kerja untuk 1.500 orang,” jelas Supramu.

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Solok Selatan, memperkuat daya saing kawasan, dan menyediakan pasokan listrik yang lebih andal untuk mendukung kebutuhan industri dan rumah tangga.

PT Supreme Energy juga mengelola proyek lain seperti PLTP Rantau Dedap di Sumatra Selatan, yang berkapasitas 91,2 MW dan telah beroperasi sejak 2021. Sementara itu, eksplorasi di Wilayah Kerja Panas Bumi Gunung Rajabasa di Lampung Selatan sedang dipersiapkan oleh PT Supreme Energy Rajabasa (SERB).

“Dengan berbagai proyek yang sedang berjalan, kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan menjadi bagian penting dari transisi energi nasional,” tutup Supramu. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles