Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan green ammonia sebagai bahan bakar alternatif di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan, Banten, dalam upaya mempercepat transisi energi. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan batu bara, sehingga menekan emisi karbon yang dihasilkan dalam proses pembangkitan listrik.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. “Pemanfaatan green ammonia sebagai energi primer di PLTU merupakan bagian dari upaya kami mendukung transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia. Ini adalah langkah penting untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060,” ujar Edwin dalam keterangan tertulis, Minggu, 25 Agustus.
Edwin menjelaskan, pemanfaatan green ammonia akan dimulai di Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Banten 2 Labuan. PLTU ini akan dijadikan sebagai proyek percontohan untuk penerapan green ammonia di pembangkit listrik lainnya di seluruh Indonesia.
“Jika proyek ini berhasil, kita bisa menurunkan emisi karbon yang dihasilkan oleh sektor kelistrikan secara signifikan,” tambahnya.
Untuk mewujudkan rencana ini, PLN Indonesia Power bekerja sama dengan PT Pupuk Kujang dan IHI Corporation dalam melakukan studi kelayakan. Studi ini akan mengkaji aspek teknis dan ekonomi dari seluruh rantai nilai green ammonia, mulai dari pasokan hingga penerapan dalam pembakaran.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat mengidentifikasi solusi terbaik dalam penerapan green ammonia sebagai energi primer di PLTU,” jelas Edwin.
IHI Corporation akan fokus pada kajian teknis terkait demonstrasi pembakaran amonia, sementara PLN IP menyediakan pembangkit listrik dan personel operasional. PT Pupuk Kujang, sebagai produsen utama amonia di Indonesia, akan bertanggung jawab atas produksi dan pasokan green ammonia.
Maryono, Direktur Utama PT Pupuk Kujang, menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini.
“Sebagai produsen amonia, kami senang dapat berkontribusi dalam inisiatif energi berkelanjutan ini. Kerja sama ini sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung kelestarian lingkungan,” ungkap Maryono.
Associate Director IHI Corporation, Shinichi Takano, juga menekankan pentingnya peran teknologi dalam transisi energi. “Kami merasa terhormat dapat bekerja sama dengan PLN Indonesia Power dan Pupuk Kujang dalam proyek ini. Teknologi amonia kami berpotensi besar dalam mentransformasi sektor energi di Indonesia dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau,” ujar Takano.
Melalui kolaborasi ini, PLN Indonesia Power berharap dapat mendorong inovasi di sektor energi dan mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia. (Hartatik)