PLN berkomitmen aliri listrik untuk 3 juta rumah, proyeksikan kebutuhan capai 6,3 TWh per tahun

Jakarta – PT PLN (Persero) menyatakan komitmennya untuk mendukung ‘Program 3 Juta Rumah’ melalui penyediaan pasokan listrik yang memadai, kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Rabu, 4 Desember. Program yang digagas pemerintah ini bertujuan menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah sekaligus memperkuat akses listrik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami memproyeksikan kebutuhan konsumsi listrik dari program ini akan mencapai 6,3 terawatt hour (TWh) per tahun. Untuk itu, PLN akan mengalokasikan tambahan kapasitas pembangkit hingga 1 gigawatt (GW),” kata Darmawan, dan menambahkan bahwa PLN akan memastikan infrastruktur kelistrikan, mulai dari pembangkit hingga jaringan distribusi, mampu menjangkau lokasi pembangunan rumah baru.

Selain itu, PLN juga memperkenalkan solusi energi bersih melalui program bundling pemasangan panel surya atap (PV Rooftop). “Dengan adopsi energi terbarukan, kami mendorong konsep rumah pintar yang ramah lingkungan. Ini sejalan dengan visi transisi energi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan,” tambahnya.

Darmawan mengungkapkan bahwa konsumsi listrik per kapita di Indonesia saat ini masih relatif rendah, yakni 1.263 kilowatt hour (kWh) per tahun. “Program ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita hingga mencapai 4.000 kWh per tahun pada 2045, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, menekankan bahwa ‘Program 3 Juta Rumah’ bertujuan lebih dari sekadar membangun tempat tinggal. “Presiden Prabowo Subianto ingin memastikan masyarakat yang selama ini terpinggirkan dapat menikmati hunian layak. Program ini menjadi upaya nyata mengentaskan kemiskinan ekstrem,” kata Fahri.

Menurutnya, salah satu tantangan besar adalah banyaknya rumah di Indonesia yang belum memiliki fasilitas dasar seperti mandi-cuci-kakus (MCK). “Kita sudah mendekati 100 tahun kemerdekaan, tetapi masih ada masyarakat yang terpaksa buang air di sungai. Program ini hadir untuk menjawab masalah itu,” tegas Fahri. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles