Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memanfaatkan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung guna memasok gas dalam bentuk LNG (liquefied natural gas) untuk mengatasi krisis pasokan gas yang melanda wilayah Jawa Barat. Sejak akhir 2023, sekitar 1.500 industri di wilayah ini mengalami kesulitan mendapatkan pasokan gas akibat penurunan produksi dari sumber-sumber utama.
PGN Senior Expert Regional Sales SOR II PGN, Yudi Arianto, dalam keterangan resmi, Senin, 24 September, menjelaskan bahwa penurunan pasokan gas pipa menjadi masalah utama yang dihadapi konsumen industri di wilayah Jawa bagian barat.
“Mulai akhir 2023, suplai gas dari Sumatera, terutama dari Grissik, turun hampir setengah, begitu juga dari Pertamina EP. Akibatnya, kami harus melakukan pembatasan kuota untuk industri,” ungkap Yudi.
Menurutnya, dalam menghadapi krisis ini, sejak Mei 2024, LNG yang diolah melalui FSRU Lampung telah dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan gas industri di Jawa Barat.
“Kami mulai regasifikasi pertama LNG dan menyalurkannya secara komersial untuk industri. LNG dari FSRU Lampung menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan gas bagi konsumen industri di wilayah ini,” jelasnya.
FSRU Lampung berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan dan regasifikasi gas alam cair yang dapat dikirim melalui pipa ke konsumen. Langkah ini menjadi sangat penting dalam menjaga stabilitas pasokan gas, terutama di saat pasokan dari sumber-sumber lain mengalami penurunan.
Melihat tren ini, Yudi optimistis bahwa LNG akan semakin berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gas industri di masa mendatang. “Ke depan, era LNG akan mendominasi pemenuhan pasokan gas di Jawa Barat, terutama untuk industri. Kami melihat ini sebagai solusi jangka panjang,” tambahnya.
Selama ini, PGN memenuhi kebutuhan gas untuk industri di wilayah Jawa bagian barat melalui dua sumber utama, yaitu Lapangan Grissik di blok Corridor yang dikelola oleh Medco dan Lapangan Pagardewa yang dikelola oleh Pertamina. Industri-industri yang menerima pasokan gas dari PGN tersebar di berbagai wilayah, termasuk Tangerang, Cilegon, Karawang, Bekasi, Jakarta, Bogor, hingga Cirebon.
Dengan adanya krisis pasokan dari sumber-sumber tersebut, optimalisasi LNG dari FSRU Lampung menjadi pilihan utama untuk menjaga kestabilan pasokan.
“Langkah ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga untuk menjamin kelangsungan industri di Jawa Barat dalam jangka panjang,” kata Yudi. (Hartatik)