Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Area Lahendong bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) kembangkan pupuk dan booster cair nanosilika berbahan produk samping panas bumi yang diberi nama “Katrili”.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Panas Bumi FT UGM menemukan bahwa endapan silika panas bumi yang diolah dengan kitosan, sejenis polisakarida, dapat berfungsi sebagai penyubur, pelindung, dan penguat tanaman. Endapan ini sebelumnya dianggap sebagai limbah, namun kini diolah menjadi pupuk berkualitas tinggi bagi petani dan booster cair.
Penyemprotan perdana pupuk “Katrili” ini dilakukan di Demplot Pilot Project, Desa Tonsewer, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Acara tersebut dihadiri oleh Corporate Secretary PGE Kitty Andhora, General Manager PGE Area Lahendong Albertus Novi Purwono, Dekan FT UGM Prof Selo, serta tim peneliti yang dipimpin oleh Ketua Pusat Penelitian Panas Bumi FT UGM Ir Pri Utami MSc PhD IPM.
General Manager PGE, Albertus Novi Purwono menyatakan bahwa kolaborasi ini adalah inovasi penting yang tidak hanya mendiversifikasi pemanfaatan panas bumi tetapi juga membantu petani di Sulawesi Utara.
“Kami menyadari adanya kelangkaan pupuk di kalangan petani Sulawesi Utara yang tentu menghambat produktivitas pertanian. Dengan inovasi bersama FT UGM, kami bangga mampu memberi dukungan agar para petani dapat tetap produktif dan menghasilkan hasil pertanian yang berkualitas,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Juli.
Kerja sama ini mencakup produksi, uji coba di lahan demonstrasi (demplot), uji kualitas, dan uji keramahan produk terhadap lingkungan.
Corporate Secretary PGE Kitty Andhora menyambut inisiatif ini dengan menekankan kontribusi PGE terhadap sektor pertanian di Sulawesi Utara.
“Pengembangan pupuk nanosilika ini merupakan inisiatif Perusahaan untuk berkontribusi pada sektor pertanian di Sulawesi Utara. Inisiatif ini tidak hanya menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat, yaitu petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan pengembangan agribisnis di sekitar area operasi,” ujarnya.
Kitty Andhora juga menyoroti bahwa energi geotermal dari PGE Area Lahendong, yang kini menyumbang 30 persen pasokan listrik di Sulawesi Utara, tidak hanya menjadi tulang punggung transisi energi nasional menuju energi bersih dan berkelanjutan tetapi juga mendorong perekonomian dan potensi agribisnis di sekitar area operasi. (Hartatik)