Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berkomitmen meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga mencapai 1,7 giga Watt (GW) pada 2035. Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menyebutkan bahwa pengembangan ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk memperkuat peran panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia.
Untuk mewujudkan target tersebut, perusahaan menyiapkan dana sebesar USD 650 juta yang bersumber dari hasil Initial Public Offering (IPO) pada tahun lalu serta kas internal perusahaan, ujarnya dalam acara DETalk bertema Mencapai Swasembada Energi di Era Pemerintahan Baru, Selasa, 26 November. “Dana ini 60 persen berasal dari IPO dan sisanya dari operasional internal. Ini masih memberikan ruang bagi tambahan pendanaan jika diperlukan,” kata Yurizki.
Saat ini, PGE memiliki kapasitas terpasang PLTP sebesar 1.877 Mega Watt (MW), terdiri atas 672 MW yang dioperasikan langsung oleh perusahaan dan 1.205 MW melalui kerja sama operasi (Joint Operation Contract/JOC). Dalam 10 tahun ke depan, kapasitas tersebut akan ditingkatkan secara bertahap. PGE saat ini memiliki cadangan panas bumi terbukti dengan kapasitas sekitar 1,1 GW, serta tambahan potensi cadangan sebesar 2,1 GW yang siap dieksplorasi.
Pada 2028, kapasitas terpasang ditargetkan naik menjadi 1 GW, lalu bertambah menjadi 1,3 GW pada 2030. Akhirnya, pada 2035, kapasitas PLTP PGE diproyeksikan mencapai 1,7 GW. “Peningkatan ini sejalan dengan kebutuhan energi nasional dan transisi menuju energi terbarukan,” kata Yurizki. (Hartatik)
Foto banner: Pekerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan pengecekan di area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong. (Hartatik)