Jakarta – Upaya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersama Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan pupuk berbasis limbah panas bumi, dengan memanfaatkan kandungan silika dalam fluida panas bumi untuk menciptakan pupuk yang efektif meningkatkan ketahanan dan produktivitas tanaman.
General Manager PGE Area Lahendong, Novi Purwono, menyatakan bahwa pemanfaatan limbah panas bumi ini adalah bentuk nyata kontribusi PGE bagi masyarakat sekitar wilayah kerja PGE di Lahendong.
“Hari ini kita melihat bagaimana produk sampingan panas bumi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian, mendukung penguatan sektor pangan dengan menyediakan pupuk yang terjangkau dan ramah lingkungan. Ini juga memperkuat kontribusi PGE tidak hanya di bidang energi, tetapi juga pertanian,” ungkap Purwono dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 November, pada acara panen perdana tomat di Desa Tonsewer Selatan.
Purwono menjelaskan bahwa Pupuk Silika Katrili ini berasal dari endapan silika hasil pengolahan fluida panas bumi, yang biasanya tersisa dalam proses pembangkitan energi. Dengan teknologi yang dikembangkan bersama UGM, endapan ini diolah menjadi Pupuk Silika Katrili, pupuk kaya mineral yang dapat memperkuat tanaman sekaligus menjaga ketahanan mereka terhadap cuaca dan hama.
Manfaat bagi petani lokal
Tim peneliti UGM yang dipimpin oleh Ir Pri Utami MSc, PhD, dari Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik, melakukan studi terkait unsur-unsur dalam silika yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman. “Silika ini mirip dengan unsur dalam abu vulkanis yang diketahui dapat menyuburkan tanah secara alami. Unsur-unsur hara dari pupuk ini mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama,” jelas Pri.
Para petani di Kecamatan Tompaso Barat, Minahasa, turut merasakan manfaatnya. Michael Lasut, seorang petani dari Kelompok Tani KGPM, menyampaikan bahwa pupuk ini tak hanya membantu memperkuat tanamannya tetapi juga meningkatkan hasil panen. “Kami semua berharap pupuk Katrili ini terus dikembangkan karena manfaatnya besar bagi pertanian kami, baik dari sisi ekonomi maupun ketahanan tanaman,” ujar Lasut.
Mewakili Pj Bupati Minahasa, Dr Arody Tangkere mengapresiasi kolaborasi ini, menyebut bahwa pupuk silika dari PGE dan UGM dapat menjadi produk unggulan yang memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Minahasa dan daerah lainnya di Indonesia. “Kami sangat mendukung agar produk ini menjadi solusi atas tantangan ketersediaan pupuk, khususnya bagi para petani di wilayah kami. Semoga pupuk Katrili bisa segera diproduksi dalam skala lebih besar,” ujar Tangkere.
Kerja sama ini juga merupakan bagian dari komitmen PGE dalam program “Beyond Energy” yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan dan sosial. Kolaborasi PGE dengan UGM dan masyarakat setempat menjadi contoh bagaimana produk sampingan industri energi dapat diberdayakan kembali demi manfaat yang lebih luas. (Hartatik)
Foto banner: PGE Area Lahendong bersama Fakultas Teknik UGM Panen Perdana Tomat Gustavi dengan Pupuk Silika Katrili. (PGE handout)