Jakarta – PT Pertamina International Shipping (PIS) klaim hingga Oktober 2024 telah berhasil mereduksi 41,4 kiloton CO2e, melampaui target tahunan sebesar 29 kiloton dan berkontribusi pada upaya pengurangan emisi karbon. Demikian pernyataan PIS dalam keterangan pers, Rabu, 25 Desember.
Saat ini PIS mengoperasikan lebih dari 700 armada kapal, termasuk 106 kapal tanker milik sendiri yang rata-rata usianya kian muda berkat penambahan 11 kapal baru sepanjang 2024. Penambahan ini meliputi empat Very Large Gas Carrier (VLGC), yakni Pertamina Gas Tulip, Bergenia, Caspia, dan Dahlia.
“Dengan armada VLGC berusia rata-rata 3,42 tahun, PIS tidak hanya meningkatkan keandalan operasional tetapi juga memperkuat posisi sebagai pemain utama di sektor transportasi energi global,” jelas CEO PIS, Yoki Firnandi.
Pada paruh pertama 2024, PIS membukukan laba bersih sebesar 280,9 juta dolar AS, naik 103 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan mencapai 1,72 miliar dolar AS, didorong oleh diversifikasi bisnis dan efisiensi operasional.
Sepanjang 2024, PIS mencatat capaian dengan mengangkut lebih dari 161 miliar liter BBM dan LPG, melalui 20.000 perjalanan lintas nusantara. “Kami memastikan setiap liter energi dapat mengalir tanpa hambatan dari Sabang hingga Merauke, menjadikan lautan Indonesia jalur utama energi yang menggerakkan perekonomian bangsa,” ujar Yoki.
PIS berambisi untuk menurunkan emisi karbon hingga 32 persen pada 2034 melalui modernisasi armada dan penerapan teknologi bahan bakar ganda. “Kapal tanker berteknologi rendah emisi ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk mendukung transisi energi,” kata Yoki.
Sebagai bukti komitmen terhadap praktik berkelanjutan, PIS meraih skor BBB dari MSCI untuk kategori transportasi minyak dan gas, menjadikannya pencapaian terbaik di sektor perkapalan nasional.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa keberhasilan bisnis dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Kami optimistis semangat ini akan terus membawa hasil luar biasa di masa mendatang,” tutup Yoki.
Yoki menjelaskan bahwa PIS sedang mengembangkan bisnis hijau, dengan target pendapatan dari sektor ini naik menjadi 34 persen dari total pendapatan perusahaan. Diversifikasi ini mencakup pengangkutan LNG, LPG, amonia, serta bahan kimia seperti metanol dan soda kaustik.
“Kami juga mengkaji potensi kargo dry bulk untuk memperluas operasi. Langkah ini didukung oleh jaringan internasional PIS yang semakin kuat, dengan 60 armada beroperasi di 65 rute global,” ungkap Yoki.
Selain pengangkutan laut, PIS mengelola enam terminal energi strategis melalui PT Pertamina Energy Terminal (PET), yang mampu menampung hingga 922.000 kiloliter BBM dan 284.500 metrik ton LPG. Salah satu terminal, LPG Terminal Tanjung Sekong, melayani hingga 40 persen kebutuhan LPG nasional. (Hartatik)