Jakarta – Perusahaan energi terbarukan kelompok usaha BUMN, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure) untuk keperluan merger & akuisisi sebesar USD300 juta, atau setara sekitar Rp4,61 triliun. Dana tersebut disiapkan untuk mendukung pertumbuhan inorganik dalam waktu dekat.
Pertamina Geothermal tengah mengikuti lelang proyek panas bumi di Turkiye. PGEO juga berencana memulai pengeboran sumur panas bumi di Kenya dari lapangan Suswa tahun depan, yang merupakan hasil kerja sama dengan Geothermal Development Company (GDC).
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Yurizki Rio, mengatakan alokasi dana yang bakal disalurkan untuk proyek Suswa masih terbilang minor tahun depan. Dia beralasan pengeboran untuk blok panas bumi itu masih tahap awal.
Adapun Blok Suswa di Narok, Kenya, diperkirakan membutuhkan investasi sekitar USD200 juta. Lapangan tersebut diproyeksikan akan memiliki potensi kapasitas setrum sebesar 100 megawatt sampai dengan 300 megawatt.
Pertamina Geothermal pun tengah bernegosiasi untuk mendapatkan hak pengendali atas proyek ini.
Namun Yurizki menyebut, alokasi dana merger dan akuisisi yang relatif besar bakal disiapkan untuk proyek di Turkiye. Manajemen Pertamina Geothermal menilai, blok panas bumi di Turkiye memiliki valuasi yang lebih tinggi, karena kini telah beroperasi.
Seperti diketahui, perseroan telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan perusahaan Turkiye, Kipaş Holding. Pemerintah Turki menawarkan feed-in tariff yang menguntungkan untuk investasi luar negeri jangka panjang. (hs)